139 Menit Menegangkan Trump Vs Zelensky Di Gedung Putih

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Washington DC -

Para jurumasak Gedung Putih sedang bekerja di West Wing untuk menata piring berisi ayam rosemary, bubur akar seledri, dan sawi hijau nan rencananya disajikan dalam makan siang berbareng Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Namun, makanan itu tak pernah disajikan usai apa nan terjadi di Ruang Oval.

Dilansir CNN, Minggu (2/3/2025), suasana mengejutkan terjadi di dalam Ruang Oval. Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance memarahi tamu mereka, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, nan dianggap menjadi kehancuran hubungan dunia nan belum pernah terlihat sebelumnya.

Bagi para pendukung Ukraina, momen itu adalah bencana. Namun, perihal itu bukanlah hasil nan tidak terduga.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan Zelensky agar sukses berjumpa dengan Trump, nan terkenal mudah terbuai pujian dan sangat peka terhadap perlakuan nan diterimanya. Presiden Ukraina itu telah diperingatkan agar konsentrasi sepenuhnya pada kesepakatan mineral dan menghindari terlibat dalam pertengkaran dengan Trump.

"Saya katakan kepadanya pagi ini 'Jangan terpancing. Jangan biarkan media alias siapa pun membikin Anda berdebat dengan Presiden Trump. Apa nan dilakukannya hari ini adalah memulihkan hubungan'," kata Senator Lindsey Graham, nan termasuk dalam sekelompok senator Republik dan Demokrat nan berjumpa Zelensky sebelum datang ke Gedung Putih.

Para pemimpin Eropa lain nan lebih dulu datang ke AS telah memberikan pengarahan mereka kepada Zelensky, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron nan sukses mendekati Trump dengan menyeimbangkan pujian dan penolakan. nan lain lagi, termasuk beberapa pejabat AS, telah mencoba mencegah Zelensky melakukan perjalanan ke Washington dengan kepercayaan tetap diperlukan upaya untuk memperkuat hubungan nan telah menjadi permusuhan.

Namun saat Zelensky memasuki gerbang Gedung Putih pada hari Jumat (28/2), hanya sedikit nan dapat meramalkan sungguh hebohnya 139 menit berikutnya. Meski demikian, beberapa pihak telah mendeteksi tanda-tanda awal adanya masalah.

Zelensky tiba di Gedung Putih menumpangi SUV hitam dengan mengenakan apa nan telah menjadi seragam standarnya, ialah kemeja dan celana militer nan kusam. Zelensky tidak memungkiri adanya ketegangan dengan Trump, nan telah melangkah melalui lorong-lorong West Wing untuk menyambutnya. Beberapa pejabat AS nan menonton dari jauh memandang sebuah masalah, ialah busana Zelensky.

"Oh, Anda berpakaian rapi," kata Trump dengan nada sarkasme saat dia menyapa Zelensky dan menjabat tangannya.

Sebelum pertemuan di Ruang Oval berubah menjadi adu mulut, Zelensky ditanya oleh seorang reporter dari media nan dipilih langsung oleh Gedung Putih untuk berada di ruangan tersebut selama pembicaraan 'mengapa tidak mengenakan jas di instansi tertinggi Amerika Serikat?'.

"Saya bakal mengenakan kostum setelah perang ini berakhir, ya," kata Zelensky, menanggapi dalam bahasa Inggris.

"Mungkin sesuatu seperti milik Anda, ya, mungkin sesuatu nan lebih baik. Saya tidak tahu, kita lihat saja nanti. Mungkin sesuatu nan lebih murah. Terima kasih," sambung Zelensky.

Zelensky sendiri tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa sabuk UFC nan dimenangkan oleh petinju Ukraina, Oleksandr Usyk, tahun lalu. Sabuk emas berwarna-warni itu diletakkan di salah satu meja saat kedua laki-laki itu mulai berbicara.

Selama 40 menit pertama pembicaraan mereka, Trump tidak menunjukkan kepahitan terhadap Zelensky, melainkan membahas kesepakatan mineral nan bakal mereka tanda tangani. Bahkan, di lantai atas di Ruang Timur, sebuah meja kayu panjang telah disiapkan untuk upacara penandatanganan dengan empat bangku siap untuk para penandatangan.

Namun, perihal itu tidak pernah terjadi. Suasana mulai berubah menegangkan saat Wapres AS Vance berasosiasi dalam percakapan.

"Tunggu sebentar. Hei, saya mau menanggapi ini," ujarnya untuk mendukung upaya Trump dalam mengakhiri konflik.

"Jalan menuju perdamaian dan jalan menuju kemakmuran mungkin melibatkan diplomasi," katanya, mengarahkan komentarnya kepada Zelensky.

Saat itulah semuanya memburuk. Zelensky nan marah dan tidak terbiasa dengan teguran publik setelah 3 tahun support kuat Barat terlihat dengan marah memaparkan gencatan senjata nan telah dilanggar Rusia di masa lalu.

"Diplomasi macam apa, JD, nan sedang Anda bicarakan? Apa, apa nan Anda miliki, apa nan kamu, apa maksudmu?" tanya Zelensky dengan nada tidak percaya.

"Saya berbincang tentang jenis diplomasi nan bakal mengakhiri kehancuran negaramu," ujar Vance menanggapi dari sofa di sebelah Trump.

Suasana semakin berubah memanas. Dia kemudian memarahi Zelensky dengan menyebutnya tidak sopan.

"Saya pikir tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval untuk mencoba mengusulkan gugatan di depan media Amerika," kata Vance dengan teguran tajam.

"Anda semestinya berterima kasih kepada presiden lantaran telah mencoba mengakhiri bentrok ini," sambung Vance.

Zelensky mencoba bicara. Namun, Trump meledak dalam kemarahan.

"Anda tidak mempunyai kartu sekarang," teriaknya terhadap Zelensky.

"Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III," ujarnya.

Simak selengkapnya di laman selanjutnya.

Beberapa menit kemudian, Trump mengusir media dari ruangan.

"Ini bakal menjadi aktivitas televisi nan hebat, saya bakal mengatakan itu," serunya saat wartawan keluar.

Delegasi Ukraina nan bingung, termasuk duta besar Ukraina untuk Washington Oksana Markarova, nan berakhir mencatat selama pertemuan dan hanya meletakkan kepalanya di tangannya iktu meninggalkan Ruang Oval untuk berkumpul kembali di Ruang Roosevelt, di ujung lorong.

Trump berkumpul dengan para penasihat utamanya untuk menilai situasi, termasuk Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Dia merasa sangat marah dan mengatakan dirinya tidak dihormati dengan nada bicara Zelensky.

"Zelensky memainkannya dengan sangat salah. Dia datang ke Oval dengan berkelakuan seperti orang tangguh. Itu tidak melangkah dengan baik. Semua orang di ruangan itu merasa terhina," kata seorang pejabat AS.

Trump akhirnya memutuskan Zelensky 'tidak dalam posisi untuk bernegosiasi'. Dia mengarahkan Rubio dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz untuk menyampaikan pesan kepada Ukraina nan menunggu, ialah 'Sudah waktunya bagi Zelensky untuk pergi'.

"Waktu tidak berpihak pada Anda di sini," kata Waltz kepada Fox News pada hari Sabtu, menceritakan percakapannya dengan Zelensky.

"Waktu tidak berpihak pada Anda di medan perang. Waktu tidak berpihak kepada Anda dalam perihal situasi bumi dan nan terpenting support AS dan toleransi para pembayar pajak tidaklah tak terbatas," sambungnya.

Ukraina memprotes dengan mengatakan mereka mau melanjutkan perundingan. Namun, pejabat Gedung Putih menyebut permintaan itu ditolak.

Piring berisi salad, ayam, dan crème brûlée untuk makan siang telah diletakkan di gerobak di lorong instansi sekretaris pers. Saat itulah Ukraina diperintahkan untuk pergi.

Diplomasi nan kandas itu berjalan dalam rentang waktu kurang dari tiga jam. Iring-iringan mobil Zelensky tampak meninggalkan gerbang Gedung Putih pada pukul 13.42 waktu setempat tanpa kemeriahan alias pelepasan.

Dia diantar ke hotel tempatnya dan para penasihatnya menginap. Kurang dari satu jam kemudian, dia mengirim pesan di media sosial nan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada AS.

"Terima kasih Amerika, terima kasih atas support Anda, terima kasih atas kunjungan ini. Ukraina memerlukan perdamaian nan setara dan kekal dan kami bekerja keras untuk itu," ujarnya.

Sementara itu, tempat nan telah disiapkan untuk konvensi pers Trump dan Zelensky dibongkar. Meja besar tempat kedua pemimpin menandatangani perjanjian, dengan latar belakang tiga bendera Ukraina dan tiga bendera Amerika, juga dipindahkan.

Selama beberapa jam berikutnya, Trump bekerja di dalam West Wing berbareng stafnya. Dia terlihat di Ruang Oval berbareng Susie Wiles, kepala stafnya, dan penasihat lainnya sebelum dia keluar meninggalkan Gedung Putih untuk akhir pekan.

Marine One sudah menunggu, tetapi Trump berakhir untuk berbincang sekali lagi dan memberi kesan pada rangkaian peristiwa luar biasa hari itu.

"Dia mau terus berjuang, berjuang, dan berjuang. Kami mau mengakhiri kematian," kata Trump kepada wartawan di South Lawn.

Trump juga sempat ditanya apakah dia mau Zelensky mundur. Namun, Trump menolak menjawab secara langsung.

"Saya mau seseorang nan bakal berdamai," ujarnya.

Tak lama setelah Trump lepas landas, Zelensky tampil di Fox News, untuk wawancara nan ditonton Trump di pesawat kepresidenan. Zelensky mengatakan bahwa dia tidak percaya bahwa dia berutang permintaan maaf kepada Trump atas ledakan kemarahan di Ruang Oval. Tapi, dia menyatakan penyesalannya bahwa semua itu terungkap di televisi agar dapat disaksikan oleh seluruh dunia.

"Menurut saya itu tidak baik. Menurut saya itu tidak baik. Rakyat Anda telah membantu menyelamatkan rakyat kami. Kami sangat, sangat berterima kasih," ujarnya.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu