ARTICLE AD BOX
loading...
Israel terus menekan Hamas dengan menggunakan beragam strategi. Foto/X/@Israelitanknerd
GAZA - Israel terus menekan Hamas untuk menyetujui pembebasan sandera dengan melakukan beragam cara, termasuk memutus aliran listrik dan air ke Gaza sebagai upaya menciptakan neraka.
4 Strategi Israel Menekan Hamas, dari Menciptakan Neraka hingga Ancaman Pembunuhan
1. Menciptakan Neraka di Gaza
Seperti dilaporkan stasiun televisi Kan dan surat berita Israel Hayom nan mengatakan Israel berencana untuk memutus aliran air dan listrik ke Gaza sebagai bagian dari kampanye tekanan.
Kan sekarang mempunyai rincian tambahan. Mengutip sumber nan tidak disebutkan namanya, penyiar tersebut mengatakan tahap selanjutnya dari rencana tersebut, nan dijuluki "Neraka", adalah untuk kembali memindahkan masyarakat Gaza utara ke selatan secara paksa dan kemudian memutus semua aliran listrik.
2. Perang Habis-habisan
"Tahap terakhir adalah kembali ke perang habis-habisan, menggunakan peledak berat dan perlengkapan senjata nan telah dikirim pemerintahan Trump ke Israel," demikian laporan Kan.
Baca Juga
3. Pembunuhan Pejabat Hamas
Israel Hayom juga melaporkan bahwa rencana tersebut juga mencakup pembunuhan tertarget terhadap pejabat Hamas.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel.
4. Menghentikan Bantuan Kemanusiaan
Dan seperti nan telah kami laporkan, golongan kewenangan asasi manusia mengatakan keputusan Israel untuk menghentikan semua support ke Gaza merupakan balasan kolektif dan kejahatan perang.
Sekali lagi, militer Israel dan perdana menteri Benjamin Netanyahu menggunakan makanan dan air sebagai senjata perang untuk untung politik.
Netanyahu menggunakan penyeberangan perbatasan dan support – nan dimaksudkan untuk orang-orang nan trauma dan lapar – sebagai senjata.
Bahkan truk-truk nan datang selama 42 hari terakhir tidak memenuhi kebutuhan utama masyarakat. Masyarakat berupaya untuk menutupi kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, tetapi jumlahnya tidak cukup.
Itu lantaran militer Israel, selama 15 bulan terakhir, telah mendorong masyarakat hingga nyaris memerlukan segalanya. Dalam perihal air, misalnya, 80 persen waduk di Gaza telah hancur total berbareng dengan prasarana desalinasi. Jadi, ada ketergantungan penuh pada truk-truk nan membawa pasokan air.
Sementara itu, rumah sakit tetap berjuang. Dan dengan keputusan untuk menahan semua support nan masuk ke Gaza, termasuk pasokan medis, mereka kemungkinan bakal terus berjuang untuk menyediakan perawatan bagi golongan rentan.
(ahm)