Ada Potensi Awal Puasa 2025 Berbeda, Pbnu Harap Bisa Saling Menghormati

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ketua MUI Bidang Dakwah, Cholil Nafis, menyebut kemungkinan perbedaan awal puasa Ramadan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah. PBNU menyebut perbedaan itu tentu bakal selalu ada di Indonesia lantaran pemerintah membebaskan warganya untuk berkeyakinan.

"Potensi perbedaan itu bakal selalu ada, lantaran memang pemerintah belum menetapkan kepastian kudu mengikuti hisab alias ruqyat. Sementara pemerintah memberikan kebebasan kepada semuanya untuk menetapkan sesuai apa nan mereka inginkan, dan ini kudu menjadi perhatian kita berbareng bahwa memang perbedaan itu nyaris tidak bisa dielakkan," ujar Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi saat dihubungi, Jumat (28/2/2025).

"Berbeda dengan di beragam negara di luar negeri, Islam khususnya, mereka tidak memberikan kewenangan kepada ormas alias siapapun untuk ikut menentukan hari raya idul Fitri, sehingga tidak ada perbedaan lantaran semua ditetapkan pemerintah melalui ruqyat," tambahnya.

Kemudian, Gus Fahrur, sapaan akrabnya, mengusulkan soal adanya patokan wajib masyarakat mengikuti keputusan pemerintah soal penetapan tanggal awal alias akhir Ramadan. Namun, dia mengerti bahwa perbedaan ini tentu sudah mudah diterima masyarakat.

"Kalau pemerintah dan DPR mau sebenarnya bisa saja ditetapkan bahwa keputusannya bahwasanya keputusan kudu mengikuti pemerintah misalnya dengan ruqyat nan disepakati, sehingga tidak ada lagi perbedaan. Tapi masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan perbedaan ini dan sudah sekian berpuluh-puluh tahun seringkali terjadi perbedaan sehingga mereka sudah cukup dewasa untuk memahami dengan menerima perbedaan tersebut," katanya.

Lebih lanjut, dia berambisi dengan adanya perbedaan, tidak muncul adanya gesekan antarwarga. Gus Fahrur berambisi bulan Ramadan tahun 2025 bisa melangkah damai.

"Kita berambisi tidak ada gesekan nan tidak perlu, masing-masing bisa menghormati kepada keputusannya alias ormas nan diikuti dan semuanya itu bisa melakukan dengan baik dan menjalankan ibadah dengan intens dengan penuh rasa senang dan ceria lantaran bisa menjalankan perintah agama," ujarnya.

"Kita NU sesuai dengan keputusan muktamar wajib mengikuti keputusan pemerintah andaikan pemerintah menetapkan awal Ramadan alias akhir dengan berasas ruqyat. Kita juga telah menyepakati dengan negara-negara muslim tetangga tentang standar mana ruqyah dan hisab nan kita akui bersama, semoga ibadah ramadan ini melangkah baik dan semuanya dalam suasana nan rukun tenteram membikin Indonesia bakal semakin maju dan kondusif," tutupnya.

Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Dakwah, Cholil Nafis, menyebut kemungkinan perbedaan awal puasa Ramadan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah. Namun dia menyampaikan sudah ada kesepakatan soal kesamaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

"Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda, tapi lebaran sepakat bersama. Sebab menurut kriteria MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), pada tanggal 28 Februari 2025 untuk imkanurru'yah (imkanur rukyat-red) di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh," cuit Cholil di akun X-nya pada Jumat (28/2).

Dia menuturkan imkanur rukyat bakal susah memandang bulan di Jawa Timur dan wilayah timur lainnya. "Sedangkan di Jawa Timur, apalagi di wilayah timurnya lagi, lebih susah untuk imkan memandang bulan," sambung dia.

Untuk diketahui, menurut MABIMS bahwa imkanur rukyat memenuhi syarat jika bulan sabit (hilal) mencapai tinggi 3 derajat dengan perspektif elongasi 6,4 derajat. Bulan melangkah bakal digenapkan menjadi 30 hari manakala bulansabit tak terlihat.

"Pada Akhir Syakban, 28 Februari tinggi bulansabit di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi (sudut antara titik pusat bulan dan mentari saat terbenam) 6,02 derajat. Kriteria MABIMS tinggi 3, dan elongasi 6,4. Sedangkan di Jawa Timur tinggi bulansabit 3, elongasi 5,9 (elongasinya belum masuk kriteria MABIMS)," jelas Cholil.

"Nanti akhir Ramadhan saat Ijtimak tanggal 27 Mei pukul 10.02 WIB. Tinggi bulansabit saat Maghrib di Jakarta 1° 28' dan elongasi 6,5. Tinggi < kriteria elo > kriteria. Tapi sementara ini kesepakatan MABIMS tinggi dan elo terpenuhi. Awal Syawal insyaAllah tidak ada perbedaan antarormas," jelas Cholil.

(azh/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu