Apakah Israel Akan Lenyap Di 2026?

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Israel bakal lenyap pada 2026. Foto/X/@VividProwess

GAZA - Ramalam bahwa Israel bakal lenyap dari muka bumi pada 2026 justru muncul dari politikus Zionis, Avigdor Lieberman. Itu dikarenakan Israel terus menebar bentrok sehingga memicu permusuhan dan kebencian terhadap bangsa Yahudi.

Selalu berkhianat dan tidak dapat dipercaya juga melekat pada identitas Israel dalam diplomasi dengan beragam negara. Sebagai negara penindas bangsa Palestina, Israel mendapatkan banyak kutukan dari banyak negara.

Apakah Israel Akan Lenyap di 2026?

1. Netanyahu Memimpin Israel Menuju Kehancuran

Pemimpin partai Yisrael Beiteinu Avigdor Lieberman menyatakan bahwa jika koalisi nan berkuasa saat ini dan Knesset bersambung hingga 2026, Israel tidak bakal ada.

Leiberman mengecam manajemen pemerintah saat ini atas perang di Jalur Gaza dan kegagalannya untuk mencegah serangan pada 7 Oktober.

Dalam sebuah wawancara nan diterbitkan oleh Maariv, Lieberman mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memimpin Israel menuju kehancuran, seraya menambahkan bahwa satu-satunya tujuan Netanyahu adalah untuk tetap berkuasa selama mungkin.

Baca Juga

Hamas Siap Serahkan Gaza ke Badan Palestina, Asalkan...


2. Israel Menghadapi Berbagai Krisis

Lieberman juga menyatakan bahwa Israel menghadapi ancaman eksistensial dan krisis politik, ekonomi, dan keamanan multidimensi nan paling signifikan sejak berdirinya negara itu.

Lieberman menganggap Netanyahu sebagai pihak nan paling bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober itu. Ia menuduhnya telah memberi Hamas sarana kekuatan dengan membebaskan para pemimpinnya, termasuk mendiang pendirinya, Sheikh Ahmed Yassin, pimpinannya saat ini di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, dan lebih dari seribu anggotanya dalam kesepakatan pertukaran sebelumnya, dan mengizinkan duit masuk ke golongan itu.

Menurut pemimpin Yisrael Beiteinu itu, serangan 7 Oktober itu dapat dicegah jika pejabat pemerintah saat ini berpikir "di luar kotak".

Lieberman sebelumnya meminta pemerintah Netanyahu untuk mundur dan mengatakan bahwa menyingkirkan Netanyahu bakal menjadi bingkisan bagi orang Israel.

3. Israel Tidak Punya Masa Depan

Perang sadis Israel di Gaza, puncak dari serangkaian kebijakan pidana nan panjang, mungkin terbukti bunuh diri dalam jangka panjang dan menyebabkan kehancuran "Negara Yahudi" nan perkasa.

Memang, pembunuhan skala industri nan disengaja oleh Israel terhadap rakyat Palestina dengan dalih "pertahanan diri" tidak bakal meningkatkan keamanannya alias mengamankan masa depannya.

"Sebaliknya, perihal itu bakal menghasilkan ketidakamanan dan ketidakstabilan nan lebih besar, semakin mengisolasi Israel dan merusak peluangnya untuk memperkuat hidup dalam jangka panjang di wilayah nan sebagian besar bermusuhan," kata analis politik Marwan Bishara, dilansir Al Jazeera.

4. Memiliki Watak Kolonial

Untuk sementara waktu di awal tahun 1990-an, tampaknya Israel mengubah arah menuju suatu corak kenormalan, meskipun berjuntai pada Amerika Serikat. Israel melibatkan Palestina dan negara-negara Arab di wilayah tersebut dalam "proses perdamaian" nan menjanjikan keberadaan berbareng di bawah naungan Amerika nan menguntungkan.

"Namun, sifat kolonial Israel mendominasi perilakunya di setiap kesempatan. Israel menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk mengakhiri pendudukannya dan hidup tenteram dengan negara-negara tetangganya," papar Bishara.

Mengutip sindiran diplomat Israel Abba Eban nan terkenal, Israel "tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melewatkan kesempatan".

Alih-alih mengakhiri pendudukannya, Israel justru menggandakan proyek kolonisasinya di wilayah Palestina nan diduduki. Israel telah melipatgandakan jumlah pemukiman dan pemukim terlarangan Yahudi di tanah Palestina nan dicuri dan menghubungkannya melalui jalan pintas unik dan proyek perencanaan lainnya, sehingga menciptakan sistem ganda, sistem nan superior dan mendominasi bagi orang Yahudi dan sistem nan inferior bagi orang Palestina.

(ahm)