ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menegaskan bahwa pertemuan puncak pada Minggu (2/3) merupakan "momen krusial" bagi keamanan Eropa.
Dengan diapit Presiden Prancis Emmanuel Macron di sebelah kiri dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sebelah kanan, Starmer mengundang kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Pertemuan ini telah dijadwalkan sebelum terjadinya percekcokan terbuka antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Zelensky di Washington, pada Jumat (28/2) lalu. Insiden tersebut ditanggapi sejumlah besar pemimpin Eropa dengan menyatakan solidaritas terhadap Ukraina. Pertemuan di London membahas gimana posisi Ukraina bisa diperkuat jelang negosiasi damai.
Bantuan militer untuk Ukraina
Seiring perubahan politik di Amerika Serikat, Eropa sekarang berupaya membentuk koalisi keamanan baru untuk melawan Rusia, di luar struktur NATO. Perdana Menteri Inggris Starmer menegaskan, pihaknya siap mengambil inisiatif demi memperkuat militer dan perekonomian Ukraina, antara lain dengan meminjamkan biaya sebesar 1,9 miliar Euro.
Dana itu nantinya bakal digunakan untuk membeli 5000 sistem peluru kendali anti-udara buatan Thales, Inggris, nan punya daya jangkau lebih dari 6 kilometer.
Starmer pada Sabtu (1/3) juga sudah mengumumkan paket pinjaman lain untuk Ukraina senilai 2,7 miliar Euro, nan dijaminkan dengan duit milik Rusia nan dibekukan di Eropa.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa pertahanan Ukraina kudu diperkuat demi menjamin perdamaian di masa depan. Menurutnya, Ukraina kudu menjadi "landak baja" nan bakal menyakitkan jika hendak ditelan.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menilai, support nan "jauh melampaui potensi ekonomi Ukraina" sebagai aspek penting. Dia juga menolak tegas tuntutan Rusia, seperti pembentukan pemerintahan pro-Moskow di Kyiv alias demiliterisasi Ukraina.
Koalisi baru demi Ukraina
Sebelum pertemuan tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah mengumumkan di BBC bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan Prancis, dan mungkin satu alias dua negara lain, untuk mengembangkan rencana tenteram dengan Ukraina.
Rencananya, peta jalan tenteram jenis Eropa bakal diajukan kepada pemerintahan Donald Trump di AS. "Kami sudah berada di jalur nan benar," kata Starmer.
Disepakati juga bahwa negosiasi tenteram kudu menjamin kedaulatan dan keamanan Ukraina. Dan pemerintah di Kyiv kudu menjadi bagian dari negosiasi, tegas Starmer. Untuk mengamankan kemungkinan perdamaian, "koalisi nan bersedia" kudu menyepakati rencana bersama. Pertemuan pada hari Minggu di London adalah tentang menghimpun support negara-negara lain bagi rencana ini.
Sejauh ini, baik Inggris maupun Prancis telah menyatakan bersedia mengirim pasukan darat ke Ukraina untuk mengamankan kemungkinan disepakatinya gencatan senjata. Menurut Perdana Menteri Inggris, negara-negara lain juga telah menunjukkan kesediaan.
Tidak sukses tanpa Amerika Serikat
Tapi juga menjadi jelas bahwa rencana Eropa hanya bisa terlaksana dengan restu AS. Starmer menuntut agar Eropa menanggung beban terberat. Tetapi agar berhasil, Washington kudu memberikan agunan perlindungan untuk mencegah Rusia melanggar gencatan senjata.
Eropa juga membahas pendapat "backstop," nan menjamin intervensi militer oleh Amerika dalam keadaan darurat. Presiden Amerika Donald Trump belum berkomentar soal peta jalan tenteram jenis Eropa.
Saat ini, Eropa juga tetap menggantungkan sebagian komponen pertahanan pada support dari militer Amerika Serikat, seperti logistik, info intelijen, alias pengintaian.
Kanselir Jerman Scholz menekankan bahwa pertemuan di London berhujung "sangat baik," dengan konsensus umum bahwa hubungan transatlantik bakal tetap krusial "di masa depan".
Belum jelas gimana hubungan antara Ukraina dan AS bakal bisa membaik setelah percekcokan di Gedung Putih. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan kepada BBC bahwa dia telah meminta Presiden Zelensky untuk menemukan langkah memulihkan hubungan dengan Presiden Trump. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga mengusulkan digelarnya pertemuan puncak antara AS dan Eropa.
Eropa kudu perkuat pertahanan
Setelah pertemuan di London, Presiden Komisi Eropa von der Leyen menegaskan Eropa "segera mempersenjatai diri", dan membenahi industri pertahanan nan saat ini memproduksi ragam sistem nan berbeda-beda. Untuk itu, dia bakal menyampaikan sebuah rencana pada pertemuan puncak Uni Eropa pada tanggal 6 Maret mendatang.
Pertanyaan terbesar adalah mengenai gimana modernisasi pertahanan dapat dibiayai pada saat anggaran terbatas. Jumlah anggaran nan dibutuhkan diklaim mencapai 500 miliar euro untuk sepuluh tahun ke depan. Sebabnya, Uni Eropa memerlukan kelonggaran fiskal, tegas von der Leyen di London. Pada Konferensi Keamanan München sebelumnya, dia sempat menuntut Uni Eropa membuka keran utang untuk shopping militer.
Kanselir Olaf Scholz menambahkan bahwa support jangka panjang kepada Ukraina juga bakal menguntungkan negara-negara Eropa. Namun dia mengakui, surutnya support AS bakal menimbulkan "tantangan signifikan" terhadap anggaran nasional di Eropa.
Di ujung pertemuan, PM Starmer mengumumkan bahwa "koalisi nan bersedia" bakal berjumpa lagi dalam beberapa minggu. Menurutnya, Eropa sedang berada di persimpangan sejarah, "kita tidak boleh lagi hanya berbicara, tetapi bertindak," kata dia.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu