Fatma Saifullah Yusuf Bicara Pentingnya Pengenalan Bahasa Isyarat

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf menekankan pentingnya bahasa isyarat sebagai jembatan komunikasi dengan kawan tuli. Melalui pengenalan bahasa isyarat, istri Mensos Saifullah Yusuf itu meyakini dapat terwujud komunikasi nan inklusif dan meningkatkan empati terhadap kawan tuli.

"Sebelum kita bisa meningkatkan kepedulian dan kesadaran kita terhadap mereka, kita kudu lebih dulu memahami bahasa isyarat nan sekarang ini bakal kita pelajari," ujar Fatma Saifullah Yusuf dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2/2025).

"Bahasa isyarat ini merupakan jembatan komunikasi nan sangat krusial bagi kita dengan kawan tuli," imbuh Fatma.

Hal itu dikatakan Fatma saat menggelar pengenalan bahasa isyarat bagi anggotanya di Sentra Mulya Jaya Kemensos, Jakarta, Kamis (20/2) lampau nan dihadiri sekitar 50 pengurus DWP. Kegiatan ini digelar sebagai corak kepedulian terhadap penyandang disabilitas sensorik rungu wicara namalain kawan tuli.

Fatma menjelaskan pengenalan bahasa isyarat sangat relevan dengan kerja Kemensos melalui Sentra Terpadu dan Sentra nan tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu lantaran Kemensos menangani Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) nan beraneka ragam, salah satunya penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

"Kita mau mendukung teman-teman tuli, agar kita bisa berkomunikasi lebih lanjut dengan mereka lantaran kita sering sekali berasosiasi dengan teman-teman ini di setiap aktivitas Kemensos," ungkap Fatma.

DWP Kemensos turut menyerahkan secara simbolis support Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) kepada lima orang anak dengan disabilitas nan terdiri dari tiga disabilitas intelektual dan dua disabilitas rungu wicara. Bantuan nan diserahkan berupa perangkat penunjang terapi dan nutrisi dengan total support senilai Rp 16,5 juta.

"Harapannya di seluruh sentra se-Indonesia nan dimiliki oleh Kemensos dapat ditingkatkan akomodasi terapinya, lantaran masyarakat sangat memerlukan terutama para penyandang disabilitas dari kalangan rentan," kata Fatma.

Alat penunjang terapi nan diserahkan, antara lain balance board, bola kacang, bowling set, perangkat melatih otot jari, kartu set fonem artikulasi, magic workbook, magic draw set, permainan edukatif, perangkat elevasi lateralisasi lidah, sikat terapi sensori, dan walker.

Salah satu penerima faedah training vokasional, Lala (13) merupakan penyandang disabilitas rungu wicara. Ia mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti training vokasional menjahit nan telah dijalaninya selama empat bulan terakhir.

"Sudah bisa bikin keset dan tas souvenir," ungkap Lala menggunakan bahasa isyarat.

Lala juga berambisi dengan mengikuti kelas vokasional di Sentra Mulyajaya dapat membawanya setara dalam berkarya dengan masyarakat pada umumnya serta bisa memberikan kontribusi dalam karya nyata tanpa kudu dibedakan dengan nondisabilitas.

Dalam kesempatan ini juga datang Penasihat II DWP Kemensos Intan Agus Jabo serta Ketua DWP Kemensos Veronica Robben Rico. Selain penyerahan support atensi dan pengenalan bahasa isyarat, DWP Kemensos juga meninjau jasa di klinik pratama Sentra Mulya Jaya dan kelas training vokasional seperti menjahit, kerajinan tangan, tata boga, dan laundry.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu