ARTICLE AD BOX
loading...
Intelijen Militer Ukraina sebut Rusia bakal umumkan menang perang atas Ukraina dan NATO pada 24 Februari 2025. Foto/Sputniknews
KYIV - Rusia bersiap untuk mendeklarasikan kemenangan dalam perangnya melawan Ukraina—dan apalagi melawan NATO—pada peringatan tiga tahun dimulainya invasi skala penuh Presiden Vladimir Putin. Demikian klaim Intelijen Militer Ukraina.
Intelijen Militer Ukraina (HUR) mengatakan para propagandis Rusia telah diinstruksikan untuk mempromosikan narasi kemenangan pada tanggal simbolis 24 Februari untuk memicu ketidakpercayaan dalam masyarakat Ukraina, mengacaukan negara, dan mendiskreditkan mitra Kyiv sebagai musuh perdamaian.
Kampanye tersebut bakal sesuai dengan perubahan krusial dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS), lantaran Washington tampaknya menemukan konsensus dengan Presiden Putin, nan meluncurkan invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Baca Juga
Dalam unggahan Telegramnya, HUR mengeklaim bahwa narasi utama dari kampanye info tersebut mencakup slogan-slogan seperti "Barat mengingkari Ukraina”, "Baik Moskow maupun Washington tidak peduli dengan pendapat orang Eropa dan Ukraina”, alias “bahwa pemerintah Ukraina tidak sah—sebuah narasi nan telah didorong dalam beberapa hari terakhir tidak hanya oleh Kremlin, tetapi juga oleh Gedung Putih.
Trump telah berulang kali menyerang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam seminggu terakhir, menyebutnya tidak kompeten dan "diktator tanpa pemilu" nan telah menipu AS agar menghabiskan miliaran dolar untuk support militer.
Menurut intelijen militer Kyiv, support Amerika ke Ukraina juga bakal menjadi titik sasaran utama propaganda Kremlin.
"Selain itu, Rusia sedang bersiap untuk mendeklarasikan dugaan kemenangan dalam perang melawan Ukraina pada tanggal bulat 24 Februari 2025, peringatan tiga tahun dimulainya perang skala penuh," klaim HUR, nan dilansir Politico, Minggu (23/2/2025).
"Rencana ini mungkin juga mencakup kemenangan Rusia atas NATO, lantaran propaganda Moskow telah lama menggambarkan perang melawan Ukraina sebagai perang dengan aliansi tersebut,” lanjut HUR.
Menurut intelijen militer Ukraina, tujuan Kremlin selanjutnya adalah untuk mendiskreditkan mitra Eropa Ukraina, nan bermaksud untuk menopang posisi Kyiv di tengah pembicaraan Rusia-Amerika nan sedang berjalan dengan paket support militer senilai €6 miliar.
“Terhadap pemerintah-pemerintah Eropa seperti itu, Kremlin menempelkan label ‘musuh perdamaian’,” kata HUR.
(mas)