ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Hujan deras selama dua hari berturut-turut menyebabkan banjir besar di beragam wilayah Jakarta dan Bekasi. Di Jakarta, genangan air terjadi di 105 RT dengan ketinggian hingga 5 meter. Sementara di Bekasi, 8 kecamatan terdampak parah.
Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menegaskan musibah banjir merupakan bukti nyata krisis suasana semakin menakut-nakuti dan memerlukan penanganan nan lebih serius.
"Kita tidak bisa terus-menerus hanya merespons saat musibah sudah terjadi. Perlu ada langkah mitigasi dan kesiapan manajemen krisis nan lebih baik agar dampaknya bisa diminimalkan," ujar Eddy dalam keterangannya, Rabu (5/3/2025).
Hal ini disampaikannya dalam keynote speech MPR Goes to Campus di Universitas Nasional, Jakarta (4/3).
Eddy menjelaskan pola banjir nan terus berulang menunjukkan perlunya strategi nan lebih sistematis dalam menghadapi akibat perubahan iklim.
"Ini bukan pertama kalinya kita menghadapi banjir besar. Pola ini terus berulang setiap tahun, dan jika tidak ada kebijakan nan lebih serius, maka ke depannya situasi bisa semakin buruk," jelasnya.
Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia ini pun mengingatkan kepala wilayah hasil Pemilu 2024 kudu mempunyai kebijakan konkret dalam menangani krisis suasana dan musibah hidrometeorologi seperti banjir.
"Kepala wilayah kudu segera menyusun langkah strategis, mulai dari perbaikan tata kelola air, sistem drainase nan lebih baik, hingga kesiapan tanggap darurat nan lebih sigap dan efektif. Jangan hanya bertindak ketika musibah sudah terjadi," paparnya.
Tak hanya itu, Eddy juga mengingatkan perubahan suasana bukan lagi ancaman masa depan, tetapi sudah menjadi realita nan kudu segera dihadapi.
"Krisis suasana ini nyata dan dampaknya semakin besar. Kita tidak bisa menunda lagi. Jika kebijakan nan tepat tidak segera diterapkan, masyarakat bakal terus menjadi korban," pungkasnya.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu