Konflik Pecah Di Kongo, 70 Orang Kristen Dipenggal Di Gereja | Family Opera Initiative

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Konflik pecah di Republik Demokratik Kongo, 70 orang Kristen ditemukan dipenggal di sebuah gereja. Foto/Hungary Today

KINSHASA - Sebanyak 70 penduduk Kristen ditemukan tewas setelah dieksekusi penggal di sebuah gereja di Republik Demokratik Kongo (DRC) nan dilanda konflik.

Menurut Open Doors, golongan pembela organisasi Kristen nan teraniaya, mengatakan 70 jasad nan dipenggal ditemukan di sebuah gereja Protestan di kota Kasanga, di Wilayah Lubero di provinsi Kivu Utara menjelang akhir pekan lalu.

Tidak ada golongan nan mengaku bertanggung jawab atas kekejaman tersebut, tetapi Open Doors dan beberapa organisasi lain menuduh Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) sebagai pelaku pembantaian tersebut, dengan mengutip sumber lapangan.

Baca Juga

Negara Ini Eksekusi Mati 102 Bandit, 70 Lainnya Segera Menyusul

Para korban diduga telah disandera beberapa hari sebelum mereka dibunuh.

Administrator militer wilayah Lubero, Alain Kiwewa, mengatakan bahwa dia sedang menyelidiki kejadian itu, menurut laporan instansi buletin Agence de Presse Africaine, Jumat (21/2/2025).

"Sumber-sumber lokal menduga ADF, sebuah golongan Islamis asal Uganda nan berafiliasi dengan ISIS, serta kelompok-kelompok bersenjata lokal bertanggung jawab atas pembantaian itu. Kelompok-kelompok ini telah mempertahankan suasana teror di wilayah itu selama beberapa bulan," imbuh laporan tersebut.

Menurut laporan tersebut, para korban, nan telah diikat dan dieksekusi, telah diculik pada 12 Februari.

Aktivitas antiaborsi konservatif Amerika Lila Rose mem-posting di X: "Mengerikan. 70 orang Kristen dipenggal secara sadis oleh golongan Islamis di dalam sebuah gereja di Republik Demokratik Kongo. Di mana kemarahan media? Berdoalah untuk orang Kristen nan teraniaya."

Akun media sosial "Libs of TikTok" juga mem-posting tentang perihal itu dengan keterangan: "Tujuh puluh orang Kristen ditemukan dipenggal di sebuah gereja di Republik Demokratik Kongo. Mereka dilaporkan menjadi sandera golongan Islamis ADF—afiliasi ISIS. Mengapa MSM (media arus utama) tidak meliput buletin ini?"