ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono diusulkan penduduk untuk menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2025. Kombes Aldi dinilai telah konsisten dalam melaksanakan program 'Lapor Pak Kapolres' untuk menjaring kejuaraan masyarakat.
Salah seorang pembaca nan mengusulkan Kombes Aldi ialah Noer Adhe nan juga sekarang sedang menempuh S3 di Universitas Padjadjaran. Noer Adhe mengatakan Kombes Aldi telah menjalankan program 'Lapor Pak Kapolres' itu sejak dirinya menjabat Kapolres Karawang. Berikut kesaksian Noer Adhe nan dikirimkan lewat form digital :
Sosok Aldi Subartono, merupakan polisi nan sangat konsisten. konsisten dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Terbukti dengan penemuan LAPOR PAK KAPOLRES nan sudah dilakukan sejak menjadi Kapolres Karawang dilanjutkan penemuan tersebut saat Aldi Subartono menjabat menjadi Kapolres Cimahi.
Saya pribadi mengamati, masyarakat sangat merasakan kehadiran polisi di tengah-tengah masyarakat, dengan pendekatan nan humanis dan responsif, sehingga lantaran penemuan tersebut, masyarakat banyak terbantu. tidak hanya itu, nomor kejahatan pun menurun, sehingga masyarakat pun semakin merasa kondusif dan nyaman.
Sosok Aldi Subartono, dengan konsistensinya sukses mengimplementasikan inovasinya.
kemudian menghubungi Noer Adhe untuk mengkonfirmasi cerita tersebut. Menurut dia, program 'Lapor Pak Kapolres' itu pertama kali digagas oleh Kombes Aldi nan kemudian diikuti Polres lain di Indonesia.
"Jadi memang penemuan Lapor Pak Kaporles ini sebenarnya diinisiasi oleh beliau pertamanya se-Indonesia dan nan saya tahu itu menjadi program nasional," kata Noer Adhe saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Noer Adhe menilai program tersebut semakin mendekatkan kepolisian dengan masyarakat. Program itu juga, kata dia, menepis dugaan selama ini bahwa jasa kepolisian hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu.
"Justru dengan Lapor Pak Kapolres ini tidak ada lagi batas pengelompokkan tertentu itu tadi. Jadi nggak ada kesan diksriminatif, polisi hanya melayani nan banyak duit misalnya, nan ngasih duit segala macam," ujar Noer Adhe.
Selain itu, kata Adhe, masyarakat nan menyampaikan kejuaraan lewat program tersebut direspons sigap oleh pihak kepolisian.
"Dengan Lapor Pak Kapolres ini respons sigap dari sisi pelayanan publik apa nan diharapkan sama masyarakat," kata dia.
Cerita Kombes Aldi
Dihubungi terpisah, Kombes Aldi menceritakan awal mula dirinya membikin program 'Lapor Pak Kapolres' pada 2021. Ide itu didasarkan pada kemauan agar jasa kepolisian merespons sigap kejuaraan dari masyarakat di tengah perkembangan teknologi nan masif.
Aldi memandang para Kapolres sebelumnya di Karawang juga membikin aplikasi nan tujuannya untuk memudahkan masyarakat melapor. Namun, mengingat tingginya jumlah pengguna WA di Indonesia, dia memutuskan untuk tidak membikin aplikasi, melainkan menggunakan WA sebagai sarana pelaporan.
"Kemudian bukan hanya sebatas tagline tetapi gimana agar program ini bisa melangkah efektif maka saya punya blue printnya," kata Aldi.
Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono Foto: Istimewa
Setelah itu, Aldi membikin tata langkah pelaporan lewat Lapor Pak Kapolres. Aldi juga melatih para anggotanya dalam menangani kejuaraan dari masyarakat.
"Aku membikin SOP. Setelah mebuat SOP, saya melakukan training kepada anggota, gimana caranya manajemen Lapor Pak Kapolres, kemudian saya mengevaluasi per tiap bulan," ujar Aldi.
Kemudian Aldi melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang program Lapor Pak Kapolres ini lewat iklan dan banner. Sosialisasi juga dilakukan secara masif oleh jejeran Polres Karawang.
"Alhamdulillah waktu di Karawang itu jika saya memandang di media sosial sampai hari ini mereka sangat antusias menggunakan Lapor Pak Kapolres," kata Aldi.
Setelah program Lapor Pak Kapolres di Karawang ini ramai diperbincangkan, banyak Polres lain nan mengangkat program serupa. Namun tidak sedikit di antaranya nan kemudian tidak berlanjut.
Saat ditugaskan ke Polres Cimahi, Aldi kembali melanjutkan program Lapor Pak Kapolres. Bahkan, menurut dia, buahpikiran itu muncul dari penduduk nan menginginkan program tersebut dijalankan di Cimahi.
"Di Cimahi juga luar biasa antusiasnya untuk menerima Lapor Pak Kapolres ini," ujar Aldi.
Aldi menjelaskan selain untuk menerima kejuaraan dari warga, program Lapor Pak Kapolres ini juga menjadi sarana bagi dia untuk lebih dekat dengan warga. Dia mau menepis dugaan bahwa polisi itu berjarak dengan warga.
"Alhamdulillah jadi nggak ada jarak, banyak nan komen juga mereka, 'ada ya rupanya seorang kapolres dengan masyarakat tanpa batas'. Mereka mengira sudah jadi Kapolres, berjarak dengan masyarakat, rupanya ini kok nggak," ujar Aldi.
Untuk sistem tindak lanjutnya, laporan masyarakat nan diterima tim piket Lapor Pak Kapolres bakal diteruskan ke Kapolres, Kapolsek sesuai letak kejadian, dan ketua kegunaan nan berasosiasi dengan pelaporan itu. Setelah itu, polisi segera mendatangi letak nan dilaporkan warga.
Jika kejuaraan selesai ditangani, tim Lapor Pak Kapolres bakal menyampaikan hasil penanganan kepada pelapor. Namun ada juga kasus nan memang memerlukan waktu lebih lama dalam penyelesaiannya.
"Dia (tim Lapor Pak Kapolres) wajib menyampaikan kepada pelapor, bahwa laporan sudah ditindaklanjuti dengan arsip terlampir," imbuh Aldi.
Aldi menyampaikan dari sekitar tiga ribuan kejuaraan via Lapor Pak Kapolres saat di Karawang, 98 persen di antaranya ditangani dengan baik. Laporan nan masuk pun beragam mulai dari kasus minuman keras, kemacetan hingga pohon tumbang.
"Tapi ada juga penanganannya nan memerlukan waktu, laporan curanmor, itu kan butuh waktu pengungkapan tetapi di Lapor Pak Japolres itu kita katakan selesai lantaran kita sudah ke TKP, kita menangani awal," imbuh dia.
Salah satu nan diingat Aldi ialah saat memulangkan seorang tenaga kerja wanita di Arab Saudi berjulukan Lidyawati. Dia berangkat ke Saudi pada Agustus 2022 untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Namun niatnya untuk bekerja itu tidak melangkah mulus. Lidya mengalami sakit jejak operasi caesar. Lidya menahan sakit selama bekerja di Arab Saudi. Dia sempat meminta kepada majikannya untuk dipulangkan namun tak direstui. Lidya dianggap belum genap 6 bulan bekerja di sana.
Dia pun melapor lewat Lapor Pak Kapolres. Laporannya itu langsung ditindaklanjuti Polres Karawang, nan saat itu berkoordinasi dengan Bareskrim Polri dan atase kepolisian di Saudi. Akhirnya setelah itu, Lidya pun sukses kembali ke kampung halamannya.
Bertugas di Bandung
Aldi sekarang bekerja di Polresta Bandung dan tetap melanjutkan program Lapor Pak Kapolres. Setiap hari, ada sekitar lima sampai delapan kejuaraan nan diterima Polresta Bandung lewat program tersebut.
"Seputar kemacetan, pencurian, kemudian miras. Jadi gini kan saya hari ketiga menyita OKT nyaris 2 juta butir, kemudian miras saya sikat semua, kampanyeku sangat keras, tegas menyikat miras, OKT, judi. Jadi ketika saya kampanye seperti itu, akhirnya banyak masyarakat melapor," ujar Aldi.
Program lain nan bakal dijalankan Aldi di Bandung ialah pengaktifan tim patroli malam nan diisi oleh polisi-polisi muda. Tujuannya sebagai tindakan preventif untuk mencegah kejahatan di Bandung.
"Jadi saya pilih nan muda-muda, saya mau perbanyak patroli," ujar Aldi.
Selain itu, Aldi juga berencana membikin program Surat Cinta Pak Kapolresta Bandung. Dalam program ini, setiap Polsek bakal mengirimkan surat ke rumah penduduk nan lokasinya cukup jauh sebagai tanda bahwa area tersebut telah dipatroli oleh polisi.
"Isinya menginformasikan rumahnya sudah dipatroli, kemudian menginformasikan jika mau info kepolisian silakan menghubungi 110 alias Lapor Pak Kapolres sehingga itu membikin masyarakat lebih nyaman, 'wah tadi malam rumah saya dikunjungi polisi'. nan kedua tanpa disadari personil patroli ketika dia membagi, pasti dia patroli, ketika dia patroli malam, dia bakal mencegah kejahatan," ujar Aldi.
(knv/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu