ARTICLE AD BOX
loading...
WASHINGTON - Dalam perombakan besar-besaran pada kepemimpinan militer, Presiden AS Donald Trump memecat Ketua Kepala Staf Gabungan C.Q. Brown, perwira berkedudukan tertinggi di negara itu.
Melalui media sosial, Trump menyatakan, “Saya mau mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Charles ‘CQ’ Brown atas lebih dari 40 tahun pengabdiannya bagi negara kita, termasuk sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan saat ini. Ia adalah laki-laki nan baik dan pemimpin nan luar biasa, dan saya berambisi masa depan nan cerah untuknya dan keluarganya.” Presiden AS menambahkan bahwa selain Jenderal Brown, lima perwira tinggi lainnya juga sedang diganti.
Siapa CQ Brown? Jenderal Tertinggi AS nan Dipecat Trump Ternyata Pilot Jet Tempur nan Jago Berperang
1. Jenderal Kulit Hitam kedua nan Menduduki Posisi Paling Bergengsi
Melansir The Hindu, Jenderal Brown adalah perwira kulit hitam kedua nan menduduki kedudukan tersebut dan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth sebelumnya mengatakan bahwa Jenderal Brown kudu dipecat lantaran fokusnya nan "sadar" pada program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di militer. Dua jam sebelum Presiden AS mengumumkan kepergiannya, Jenderal Brown telah mengunjungi pasukan di perbatasan selatan AS pada hari Jumat.
Pentagon mengatakan bakal memangkas 5.400 pekerja masa percobaan
Perwira Militer paling senior AS C.Q. Brown menjadi buletin utama pada tahun 2020 ketika dia berbincang tentang ras setelah kematian George Floyd. Meskipun dia tahu itu berisiko, katanya, obrolan dengan istri dan putranya tentang pembunuhan itu meyakinkannya bahwa dia perlu mengatakan sesuatu.
Jenderal Brown juga memposting pesan video kepada Angkatan Udara AS dan menggambarkan tekanan nan dia rasakan sebagai salah satu dari sedikit laki-laki kulit hitam di unitnya, termasuk saat ditanyai tentang kredensialnya.
Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan
2. Pilot nan Jago Bertempur
Sebelum memimpin Angkatan Udara, Brown pernah menjabat sebagai pemimpin kekuatan udara tertinggi di Indo-Pasifik.
Ia telah berulang kali memperingatkan bahwa pesawat tempur AS kudu mengubah langkah mereka bertempur, dengan memindahkan mereka dari pangkalan nan besar dan rentan dan beranjak ke format di mana kawanan pesawat nirawak dan unit-unit mini nan tersebar bakal bisa secara independen melawan ancaman dari ribuan pulau di seluruh Pasifik.
Kepergian C.Q. Brown diperkirakan bakal mengirimkan gelombang kejut melalui Pentagon. Jenderal Brown telah menjabat sebagai ketua selama 16 bulan, mengawasi operasi militer penting, termasuk perang nan sedang berjalan di Ukraina dan bentrok nan meningkat di Timur Tengah.
3. Sudah Mengabdi selama 4 Dekade
Sementara itu, setelah pemecatannya, Trump mengumumkan bahwa dia bakal mencalonkan pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Dan "Razin" Caine sebagai ketua Kepala Staf Gabungan berikutnya.
Setelah Jenderal Brown dicopot, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengakui kontribusi Brown dalam pernyataannya, dengan mengatakan, “Beliau mengabdi dengan penuh kehormatan selama empat dasawarsa pengabdian nan terhormat,” seraya menambahkan bahwa Brown adalah “penasihat nan bijaksana.”
(ahm)