Bukti bahwa Lebih Sedikit Waktu di Medsos Bisa Meningkatkan Kebahagiaan Anda

Bukti bahwa Lebih Sedikit Waktu di Medsos Bisa Meningkatkan Kebahagiaan Anda

Mengunggah status di media sosial memang sudah jadi kebiasaan bagi sebagian orang. Selain untuk cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari, ada juga yang suka update status untuk cari solusi atas masalah yang mereka hadapi. Tapi, ada juga yang jarang banget update status di media sosial, dan mereka dianggap lebih bahagia dengan hidup nyata mereka. Benarkah begitu?

Ternyata, nggak cuma anggapan semata. Mereka yang jarang update status bisa jadi udah merasa cukup bahagia dengan hidup nyata mereka. Menurut psikolog sosial Hening Widyastuti, “Orang yang jarang update status, atau bahkan nggak pernah, sebenernya adalah orang yang bener-bener bahagia dengan hidupnya.”

Menurutnya, orang-orang kayak gitu udah puas dengan hidup mereka. Mereka udah nggak butuh validasi atau pengakuan dari orang lain tentang kepribadian atau hidup mereka. “Mereka udah nggak perlu nunjukin siapa mereka sebenernya. Mereka lebih bahagia dengan hidup pribadinya,” jelas Hening.

Jarang update status di media sosial bikin hidup mereka jauh dari gangguan orang asing. Meskipun mungkin dilihat aneh oleh orang lain karena akun media sosialnya nggak terlalu aktif, mereka malah lebih bahagia gitu. “Mereka lebih bahagia menjalani hidup yang privat daripada pamer status, entah itu tentang kemewahan atau apapun,” tambah Hening.

Hening juga menegaskan bahwa “puas dengan hidup” bukan berarti orang-orang kayak gitu selalu merasa bahagia. Karena manusia pasti akan dihadapkan pada situasi yang bisa bikin mereka sedih dan kecewa. Tapi, orang-orang yang jarang update status di media sosial lebih banyak mensyukuri hidup mereka. “Bukan berarti mereka selalu bahagia, tapi lebih ke arah mensyukuri hidup mereka, udah paham, dan menikmati apa pun yang Tuhan kasih, disyukuri,” ungkap Hening.

Ini bisa terjadi pada orang dari berbagai kalangan sosial dan ekonomi. “Jadi intinya, mereka adalah orang yang udah fokus dengan titik hidup mereka. Mensyukuri apa yang mereka terima, baik sedikit atau banyak,” tutupnya.

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *