2 Negara Pendukung Dan 12 Penentang Keras Rencana Gaza Riviera Trump

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Video AI menunjukkan Donald Trump dan Netanyahu berada di pantai dalam rencana Gaza Riviera. Foto/X

TEL AVIV - Pada 4 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana kontroversialnya berbareng Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mengubah Jalur Gaza menjadi “Riviera Timur Tengah”. Pengumuman itu langsung mendapat respons keras dari dunia.

Rencana ini mencakup pengambilalihan Gaza oleh AS, rekonstruksi besar-besaran, dan relokasi sukarela masyarakat Palestina—dengan angan mereka beranjak ke negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.

Tujuan nan diklaim adalah menciptakan area wisata, ekonomi, dan keamanan serupa dengan area pantai Mediterania.

Namun, meski Trump mempresentasikan buahpikiran ini sebagai "inovatif" dan "menghidupkan kembali wilayah nan hancur oleh perang", tanggapan bumi internasional sangat beragam.

Respons dunia didominasi oleh penolakan massal — baik dari negara Arab, Eropa, maupun kekuatan dunia seperti China dan Rusia—yang menyoroti pelanggaran kewenangan asasi, potensi pembersihan etnis, serta ancaman terhadap prinsip dua negara.

Negara Pendukung

1. Amerika Serikat

Sebagai negara penggagas rencana, Amerika Serikat—khususnya Presiden Trump dan sejumlah pendukung domestiknya—menyatakan support tegas terhadap buahpikiran “Gaza Riviera”.

Trump menyatakan AS bakal “mengambil alih” Gaza dan membangun prasarana baru demi stabilitas wilayah, sembari mengusulkan agar Mesir dan Yordania membuka lahan bagi relokasi masyarakat Palestina.

Trump apalagi menegaskan presiden kedua negara tersebut “akan bersedia jika dipersiapkan” .

Meskipun sebagian besar penduduk Amerika menolak pendapat itu (hanya sekitar 15% mendukung ), support umum datang dari lingkaran terdekat Trump —termasuk lembaga Gaza Humanitarian Foundation nan mendapat biaya sigap dari pemerintah AS dan lobi pro-Yahudi dalam Kongres.

2. Israel

Israel adalah satu-satunya negara nan secara publik menyatakan support penuh terhadap pendapat Trump.