ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Agus Suryo Nugroho menjelaskan strategi contraflow dan one way nasional dalam mudik Lebaran tahun 2025. Setelah melakukan peninjauan langsung, Irjen Agus mengatakan pihaknya menyiapkan sejumlah pendekatan baru dalam rekayasa lampau lintas di periode mudik tahun ini.
Irjen Agus mengatakan jejeran Korlantas Polri telah melakukan rapat internal dalam membahas pertimbangan penyelenggaraan Operasi Ketupat 2024. Dia menyinggung kecelakaan nan terjadi saat contraflow dilakukan tahun lalu.
"Betul kami kemarin rapat mengevaluasi, kami minta masukan strategi terbaik dalam rangka rekayasa operasi mudik seperti apa. Contohnya ketika sudah terjadi contraflow dengan kebangkitan arus nan cukup padat terjadi kecelakaan ini tentu kita evaluasi," kata Irjen Agus dalam obrolan berbareng master transportasi di gedung Jasa Raharja, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).
Pendekatan berbeda bakal coba diterapkan Korlantas Polri dalam penyelenggaraan contraflow di mudik Lebaran tahun ini. Mobil polisi lampau lintas bakal berada di barisan paling depan kendaraan pemudik.
"Pada saat dobrak (contraflow dimulai) itu kelak dibuka, kelak bakal ada nan kawal sehingga di depan jalannya tidak kosong. Karena jika tidak dilakukan contraflow tidak bakal bisa apalagi terjadi ngunci (kepadatan lampau lintas)," ujar Irjen Agus.
"Kalau contraflow kita sudah pertimbangan gimana pada saat dobrak kelak tidak ada kecepatan tinggi sehingga kemungkinan kecepatan kita minimalisir dan caranya kelak juga kita kawal," sambungnya.
Korlantas Polri Irjen Agus Suryo Nugroho menjelaskan strategi contraflow dan one way nasional dalam mudik Lebaran tahun 2024. Foto: Dok. Istimewa.
Contraflow dilakukan dengan lebih dari satu kali pendobrakan dengan pemasang traffic cone nan lebih rapat untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Pelaksanaan one way juga menjadi perihal nan dievaluasi oleh jejeran Korlantas Polri. Irjen Agus mengatakan pihaknya tengah merancang skenario titik mulai one way tidak dimulai dari Km 70 Tol Cikampek Utama.
"Kita tentunya memandang volume kendaraan persentasenya kenaikannya berapa. Kalau one way kami rencana pada saat clerance, clerance itu perlu dua jam, clerance itu pada saat one way ke Jawa Tengah, nan (jalur) A kan itu ke Jawa Tengah, nan sebelah sini dikosongin, dia kudu menunggu, nan kemarin terjadi itu," jelas Irjen Agus.
"Menunggu start-nya dari Km 70 padahal di Pejagan nan dari Jawa Barat itu sudah bisa dialirkan. Nanti di Brebes juga sudah bisa sehingga tidak mesti kudu di Km 70 melepasnya. Ini bagian pertimbangan one way tahun ini nan bakal kita coba," sambungnya.
Irjen Agus mengatakan pihaknya juga sedang membikin kajian mengenai lama one way di arus mudik Lebaran. Korlantas Polri membuka kesempatan one way diterapkan lebih dari satu hari secara berturut-turut dengan memandang info volume kendaraan di jalan.
"Kalau one way diatur per jam itu bisa jadi masalah. Saya menyarankan kelak jika kudu dua hari, dua hari berturut-turut, jika tiga hari, tiga hari berturut-turut. Tergantung kelak traffic counting nan ada di (Tol) Cikatama berapa," pungkas Irjen Agus.
Pelaksanaan one way patokannya dari gerbang Tol Cikatama dengan kalkulasi kendaraan nan melintas di atas 6.000 kendaraan.
(hri/taa)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu