ARTICLE AD BOX
loading...
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Fiji Sitinevi Rabuka berjumpa Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar di Munich, 15 Februari 2025. Foto/Kemlu Israel
TEL AVIV - Fiji mengumumkan rencana pembukaan Kedutaan Besar di Yerusalem. Langkah ini menjadikannya negara ketujuh nan melakukan langkah ini setelah Amerika Serikat (AS), Guatemala, Honduras, Kosovo, Papua Nugini, dan Paraguay.
Keputusan ini diumumkan pada 18 Februari 2025 oleh Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Fiji, Sitiveni Rabuka, setelah berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, di Konferensi Keamanan Munich.
Berikut beragam kebenaran tentang pembukaan Kedutaan Besar Fiji tersebut:
1. Motivasi dan Alasan Strategis
Beberapa aspek utama nan mendorong keputusan ini antara lain:
Hubungan Historis dan Religius: Fiji mempunyai populasi Kristen nan besar dan menganggap Israel sebagai mitra spiritual dan politik nan penting.
Dukungan Diplomatik dari Israel: Israel telah lama memberikan support teknis dan support diplomatik kepada Fiji.
Aliansi dengan Negara-Negara Barat: Langkah ini mencerminkan posisi Fiji nan selaras dengan kebijakan luar negeri negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
Peningkatan Hubungan Bilateral: Fiji berambisi langkah ini dapat memperkuat kerja sama ekonomi, pertahanan, dan teknologi dengan Israel.
2. Reaksi Internasional
a) Dukungan dari Israel
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, menyambut baik keputusan ini dan menyebutnya sebagai "keputusan bersejarah" nan mempererat hubungan bilateral.