7 Fakta Cape Verde, Negara Di Afrika Paling Stabil Yang Dijadikan Sebagai Mercusuar

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Cape Verde dikenal sebagai negara paling stabil di Afrika nan dijadikan mercusuar. Foto/X/@AfricaFirsts

LONDON - Cape Verde terletak sekitar 700 kilometer dari pantai Afrika Barat, dan telah menjadi negara kerakyatan sejak tahun 1990-an.

"Banyak nan mengatakan Cape Verde adalah mercusuar bagi negara-negara Afrika lainnya," kata politikus Cape Verde nan telah lama menjabat, Gualberto do Rosario.

"Saya tidak percaya pada komparasi semacam itu. Tidak diragukan lagi, Cape Verde mempunyai skor lebih baik daripada banyak negara Afrika lainnya dalam beragam indeks," kata mantan perdana menteri (tahun 2000 dan 2001) dan ketua Gerakan Demokrasi (MpD) nan berkuasa saat ini kepada DW. "Tetapi saya pikir tetap banyak nan kudu dilakukan, dan kita kudu terus bekerja untuk memajukan negara ini.

7 Fakta Cape Verde, Negara di Afrika Paling Stabil nan Dijadikan sebagai Mercusuar

1. Indeks Pembangunan di Atas Rata-rata

Cape Verde telah memperoleh skor baik pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan angka-angka di atas rata-rata dibandingkan dengan negara-negara Afrika. Ke-17 tujuan dunia ini — termasuk pengurangan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan — merupakan sasaran di seluruh bumi untuk tahun 2030.

Tetapi menurut Do Rosario, komparasi dengan negara-negara daratan Afrika hanya sebagian bermakna. Ia menunjuk pada sejarah dan pengetahuan permukaan bumi Cape Verde: "Pulau-pulau kami tidak berpenghuni dan hanya dihuni oleh imigran Eropa dan Afrika mulai tahun 1460-an. Itulah nan membikin pembangunan kita unik."

Baginya, perjuangan panjang Cape Verde melawan kemiskinan dan kekeringan telah membentuk kemauan masyarakat pulau untuk memperkuat hidup dan membantu mereka maju apalagi dalam kondisi sulit.

Baca Juga: Brigade Al Qassam Tembakkan Peledak ke Tank Israel

2. Kemajuan dalam Pendidikan dan Kesehatan

Selama lima dasawarsa terakhir, Cape Verde telah membikin langkah luar biasa — khususnya dalam pendidikan dan perawatan kesehatan.

Antonio da Silva, mantan pejuang kemerdekaan dan sekarang sekretaris pelaksana Komisi Masyarakat Sipil, nan menyelenggarakan seremoni kemerdekaan, juga berpandangan positif. Saat tetap muda, dia berasosiasi dengan organisasi pemberontak PAIGC (Partai Afrika untuk Kemerdekaan Guinea dan Cape Verde), nan berjuang melawan kolonialisme Portugis di Guinea-Bissau.

"Pada tahun 1975, terjadi kemiskinan nan parah, nan sekarang susah dibayangkan," kata da Silva.

Kemajuan terbesar, katanya, terjadi di bagian pendidikan: saat itu, nyaris tidak ada sekolah menengah, dan hanya sedikit nan bisa pindah ke ibu kota Praia untuk bersekolah. Saat ini, pendidikan dapat diakses secara luas dan dianggap sebagai kunci kemajuan sosial. Pada tahun 1975, 65% masyarakat buta huruf, sekarang nomor tersebut turun menjadi sekitar 3%.