ARTICLE AD BOX
loading...
Secret Service menggunakan drone dan komando bergerak. Foto/X/@SecretService
WASHINGTON - Hampir setahun nan lalu, Thomas Crooks nan berumur 20 tahun mencoba membunuh Presiden Trump di sebuah rapat umum kampanye di Butler, Pennsylvania, sebuah kejadian nan memicu beberapa penyelidikan terhadap tindakan dan prosedur Secret Service alias Dinas Rahasia AS pada hari itu.
Sebelum penembakan pada 13 Juli 2024, Crooks menerbangkan drone komersialnya sendiri selama 11 menit di atas letak rapat umum kampanye Butler, tetapi Secret Service kandas menangkapnya.
Minggu ini, CBS News dibawa ke Pusat Pelatihan James J. Rowley milik Dinas Rahasia di Laurel, Maryland, tepat di luar Washington, D.C., untuk memandang mata terbaru badan tersebut di angkasa, armada drone kelas militer nan menata ulang pengintaian udara di era pasca-Butler.
Matt Quinn, wakil kepala Dinas Rahasia, mengatakan kepada CBS News bahwa dia merasa percaya dengan teknologi baru ini.
"Ya, kami berada di posisi sekarang, tidak hanya untuk mendeteksi, tetapi juga untuk memitigasi UAS (sistem pesawat tak berawak) nan tidak berizin," kata Quinn, dilansir CBS News.