Anji Sebut Masalah Royalti Kini Semakin Bising, Sebenarnya Bisa Diselesaikan Dengan Cara Duduk Bareng

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

- Penyanyi sekaligus pembuat lagu Anji akhirnya kembali angkat bunyi soal polemik royalti nan belakangan jadi sorotan di kalangan musisi Tanah Air. Menurut Anji, perdebatan nan terjadi saat ini sudah terlalu bising dan rumit. Ia mengaku sempat menjadi salah satu pihak nan cukup vokal sejak awal, namun sekarang memilih untuk lebih diam.

"Sebenernya apa nan terjadi hari ini tuh terlalu bising menurut saya. Saya juga sebenernya salah satu nan menyumbang ke bisingan ini, di awal-awal gitu. Saya udah ngomongin ini dari tahun 2015. Pada dasarnya tentang royalti performing rights," ujar Anji saat ditemui di area Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).

1. Sudah Ngomong Banyak Soal Royalti dari Tahun 2015

Anji mengatakan, segala corak kritik dan pandangannya mengenai sistem royalti sudah pernah dia sampaikan sejak lama. Semua itu, kata dia, sudah terekam dalam jejak digital. Namun ketika rumor royalti mulai ramai diperbincangkan banyak pihak, Anji justru memilih untuk mundur sejenak.

"Saya udah ngomong banyak dari tahun 2015 semuanya tercatat di digital, di jejak digital tapi belakangan ini saya ketika banyak nan bersuara. Saya malah jadi kayak ya udah deh. Karena udah terlalu bising, terlalu ribut, dan terlalu kubu-kubuan gitu. Termasuk saya juga kan sebenernya ada di salah satu asosiasi ya," katanya.

2. Masalah Royalti Terlalu Bising

Instagram/duniamanji

Sebagai musisi nan tergabung dalam salah satu asosiasi, Anji menyadari bahwa persoalan royalti sebetulnya bukan perkara nan susah diselesaikan. Ia menyayangkan bentrok antar pihak nan justru memperkeruh suasana.

"Cuman lantaran belakangan ini saya lagi diem. Kenapa? Karena satu terlalu bising, terlalu rumit, terlalu ribet, padahal sebenernya permasalahannya mudah, empati, etika, pengertian, gitu," katanya.

3. Solusinya Bertemu & Duduk Bersama

Instagram/duniamanji

"Soalnya jika misalnya kita bicara dari sisi undang-undang, dari sisi aturan, gak ketemu. Karena memang aturannya abu-abu. Jadi pihak ini nan besar bicaranya dari sisi nan ini," tambahnya.

Menurut Anji, dua pihak nan kerap berseberangan dalam rumor ini sebenarnya bisa duduk bersama. Ia apalagi menyebut bahwa nan semestinya disorot adalah sistem nan mengatur dan mengawasi pengedaran royalti, bukan justru saling serang antar sesama musisi.

4. Dua Pihak Berseteru Harunya Bersatu

"Pihak ini nan besar juga dari sisi ini terus dibentrokin. Padahal sebenernya nih, dua kubu ini sebenernya sama-sama harusnya bersatu. Nah nan ini nih, nan bikin sistem, nan mengawasi sistem, nan dapet uang, nan ini, nan itu, ini sebenernya nan perlu kita serang juga," katanya.

Meski begitu, Anji menekankan bahwa penyelesaian persoalan royalti tetap kudu dilandasi oleh empati dan pengertian antar semua pihak.

5. Anji Pilih Fokus ke Kehidupan Pribadinya

"Ya walaupun dibutuhkan empati seperti tadi, empati, pengertian, artis, etika. Untuk menyelesaikan ini duduk bareng sih," katanya.

Untuk saat ini, Anji memilih konsentrasi pada hal-hal individual seperti karya dan kehidupan pribadinya. Ia merasa belum mau kembali terlibat dalam keributan soal royalti nan menurutnya kian kompleks.

"Sekarang saya lagi konsentrasi sama karya saya, sama hidup saya, sama percintaan, jika ada. Jadi, itu aja," ucapnya sembari tertawa kecil.

6. Langkah Hukum Sah-Sah Saja Diambil

Menanggapi munculnya gugatan norma dari beberapa musisi mengenai royalti, Anji menilai perihal itu sebagai corak ekspresi dari rasa kecewa nan sudah lama terpendam.

"Gugatan norma menurut saya itu adalah memang sebuah langkah nan bisa diambil. Kita juga kudu mencoba untuk mengerti bahwa ada rasa nan dipendam lama," katanya.

Bagi Anji, tidak ada nan salah jika musisi memilih jalur norma untuk memperjuangkan haknya. Selama itu ditempuh dengan kesadaran dan sesuai norma nan berlaku, maka langkah tersebut sah-sah saja.

"Buat saya, itu sah-sah aja untuk diambil dan memang ada norma nan mengakomodir itu. Jadi, itu saya gak ikut-ikutan, tapi buat saya itu adalah perihal nan bisa diambil," pungkas Anji.

7. Mengapa royalti dari platform streaming musik sering dirasa rendah bagi musisi?

Royalti dari jasa streaming seperti Spotify dan YouTube biasanya mini lantaran sistem pembagian nan kompleks: pendapatan iklan alias langganan dibagi antara label, distributor, platform, dan akhirnya musisi/pencipta—yang hanya mendapatkan porsi kecil.

Selain itu, di Indonesia, hanya sekitar 12 persen dari pendapatan platform nan dikembalikan kepada musisi lewat lembaga seperti LMK/FESMI/LKMN. Potongan kolejktif dan admin dari lembaga ini menambah rendahnya jumlah bersih nan diterima pembuat lagu. Bahkan musisi besar seperti Ariel Noah pun menyebut sistem saat ini kurang transparan dan kurang adil.