Arti Iftar Di Bulan Ramadan, Ternyata Jadi Warisan Budaya Unesco

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Iftar merupakan istilah nan kerap kita temui selama bulan Ramadan. Kegiatan ini dilakukan umat Islam dalam rangka mengakhiri ibadah puasa Ramadan saat tiba waktu azan magrib berkumandang, nan menandai berakhirnya waktu berpuasa.

Namun rupanya iftar juga dianggap sebagai tradisi nan mempunyai makna mendalam, baik secara spiritual maupun sosial, hingga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Mari kita telusuri lebih lanjut tentang makna iftar.

Arti Iftar Adalah Berbuka Puasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI VI Daring), iftar artinya hal berbuka puasa. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, dari kata ifṭār (إِفْطَارٌ) nan artinya 'buka puasa', dari kata afṭara (أَفْطَرَ) nan artinya 'berbuka puasa', dari kata faṭara (فَطَرَ) nan artinya 'menciptakan; meragi; membatalkan puasa'.

Sejarah Penggunaan Istilah Iftar

Sementara menurut Merriam-Webster Dictionary, iftar diartikan sebagai makanan nan dikonsumsi oleh umat Muslim saat mentari terbenam untuk berbuka puasa selama bulan Ramadan. Penggunaan istilah iftar pertama kali diketahui pada tahun 1832, dalam makna nan didefinisikan di atas.

Iftar Jadi Warisan Budaya Dunia

Pada tahun 2023, UNESCO menambahkan iftar ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Iftar, alias berbuka puasa, telah diakui sebagai warisan budaya bagi seluruh umat Muslim di dunia. UNESCO menganggap nilai budaya nan terkandung dalam iftar tercermin dari semangat kebersamaan nan mengiringinya.

UNESCO mendefinisikan Iftar sebagai tradisi seremoni umat Islam pada saat mentari terbenam di bulan Ramadan, setelah menyelesaikan semua ritus keagamaan dan seremonial. Iftar menandai berakhirnya puasa nan dilakukan setiap hari dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Iftar di setiap negara mempunyai jenis aktivitas nan nyaris sama.

Bagi masyarakat, aktivitas ini sering kali berbentuk pertemuan alias makan bersama, memperkuat ikatan family dan komunitas, serta mendorong aktivitas amal, solidaritas, dan pertukaran sosial. Upacara dan ritual nan berangkaian dengan iftar juga dipraktikkan oleh orang-orang nan tidak berpuasa selama bulan Ramadan. Iftar sering kali didukung oleh entitas pemerintah, LSM dan badan amal, serta melalui televisi, radio, pers dan media sosial.

(wia/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu