As Bisa Tarik Pasukan Dari Eropa Tengah Dan Timur | Family Opera Initiative

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Anggota angkatan bersenjata AS ikut serta dalam latihan NATO di Estonia. Foto/Global Look Press/Sergei Stepanov/Xinhua/ZUMAPRESS/Global Look Press

BERLIN - Sejumlah badan keamanan dan politisi Barat cemas tentang kemungkinan penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari negara-negara personil NATO di Eropa Tengah dan Timur.

Bild melaporkan perihal itu pada hari Rabu, mengutip sumber nan tidak disebutkan namanya. Tabloid tersebut menyatakan Rusia berupaya membikin AS secara radikal menurunkan kehadiran militernya di benua itu.

Bild menyatakan personil NATO Eropa "khawatir" pembicaraan tingkat tinggi AS-Rusia di Arab Saudi pada hari Selasa, dapat mengarah pada hasil seperti itu.

Media Jerman tersebut mengutip seorang pejabat keamanan Eropa Barat nan tidak disebutkan namanya nan mengatakan, "Menurut info kami, kami berbincang tentang tuntutan (Vladimir) Putin tahun 2021, ialah penarikan pasukan AS dari semua negara NATO nan berasosiasi dengan aliansi tersebut setelah tahun 1990."

Pada bulan Desember 2021, Rusia memberikan AS dan NATO daftar proposal nan ditujukan untuk membentuk kembali arsitektur keamanan di Eropa, dan untuk mengesampingkan aksesi Ukraina.

Barat menolak tawaran Kremlin sebagai ultimatum pada saat itu.

Bild juga mengutip mantan Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis nan menulis di X pada hari Selasa bahwa "tampaknya sangat mungkin" Kremlin bakal memperbarui tuntutannya bahwa "NATO kudu kembali ke perbatasannya tahun 1997, mundur dari semua wilayah selain Jerman Timur."

Dia mencatat meskipun Trump secara teknis tidak dapat secara sepihak menerapkan "pembalikan ekspansi NATO," dia tetap dapat "menarik pasukan AS dari Sisi Timur, nan bakal mempunyai pengaruh nan nyaris sama."

Negara-negara nan secara teoritis bakal terpengaruh termasuk Albania, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Montenegro, Makedonia Utara, Polandia, Rumania, Slowakia, Slovenia, dan Swedia.

Seorang pejabat Rumania membikin tuduhan serupa pada hari Rabu. Cristian Diaconescu, kepala staf presiden dan penasihat pertahanan dan keamanan nasional, menuduh meskipun tim AS telah menolak tuntutan Moskow di Riyadh, "situasi dapat berubah dari jam ke jam alias dari hari ke hari," dan Washington akhirnya dapat menyerah.

Pada hari Jumat, ahli bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak klaim tersebut sebagai "tidak benar," namun menambahkan kekhawatiran Moskow mengenai "infrastruktur militer NATO nan bergerak perlahan menuju perbatasan kita sebagai bagian dari beberapa gelombang" bukanlah "rahasia bagi siapa pun."

Baca Juga

Trump Tegaskan Zelensky Tidak Penting untuk Pertemuan

(sya)