Bagaimana Kepemimpinan Gereja Katolik Saat Paus Fransiskus Sakit?

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Paus Fransiskus dalam kondisi kritis lantaran penyakit pernafasan dan ginjalnya. Foto/X/@Pontifex

ROMA - Paus Fransiskus tetap dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan jangkitan paru-paru nan kompleks. Namun, dia tetap seorang paus dan memegang kendali penuh.

Meskipun Vatikan mempunyai norma dan ritual terperinci untuk memastikan pengalihan kekuasaan ketika seorang paus meninggal alias mengundurkan diri, norma dan ritual tersebut tidak bertindak jika dia sakit alias apalagi tidak sadarkan diri.

Dan tidak ada norma unik nan menguraikan apa nan terjadi pada kepemimpinan Gereja Katolik jika seorang paus betul-betul tidak berdaya.

Akibatnya, meskipun Paus Fransiskus tetap dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan jangkitan paru-paru nan kompleks, dia tetap menjadi paus dan sangat bertanggung jawab. Vatikan mengatakan pada hari Minggu bahwa Fransiskus sadar dan tetap menerima oksigen tambahan. Ia beristirahat selama malam nan tenteram setelah mengalami krisis pernapasan berkepanjangan sehari sebelumnya nan memerlukan aliran oksigen tinggi untuk membantunya bernapas.

Tetap saja, perawatan di rumah sakit Fransiskus menimbulkan pertanyaan nan jelas tentang apa nan terjadi jika dia kehilangan kesadaran untuk waktu nan lama, alias apakah dia bakal mengikuti jejak Paus Benediktus XVI dan mengundurkan diri jika dia tidak bisa memimpin. Pada hari Senin, perawatan di rumah sakit Fransiskus bakal mencapai tanda 10 hari, sama dengan lamanya perawatan di rumah sakit tahun 2021 untuk operasi pengangkatan 33 sentimeter (13 inci) usus besarnya.

Usia dan penyakitnya nan berkepanjangan telah menghidupkan kembali minat tentang gimana kekuasaan kepausan dijalankan di Tahta Suci, gimana kekuasaan itu dialihkan dan dalam keadaan apa.

Bagaimana Kepemimpinan Gereja Katolik saat Paus Fransiskus Sakit?

1. Peran Paus Diatur Hukum Gereja

Melansir NBC New York, Paus adalah penerus Rasul Petrus, kepala majelis uskup, Vikaris Kristus, dan pendeta Gereja Katolik universal di Bumi, menurut norma kanon internal gereja.

Tidak ada nan berubah dalam status, peran, alias kekuasaannya sejak Fransiskus terpilih sebagai paus ke-266 pada 13 Maret 2013. Status itu berasas rancangan teologis.

Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan

2. Bisa Mendelegasikan Tugas

Fransiskus mungkin nan bertanggung jawab, tetapi dia telah mendelegasikan pengelolaan Vatikan dan gereja sehari-hari kepada tim pejabat nan beraksi baik dia berada di Istana Apostolik alias tidak, dan baik dia sadar alias tidak.

Yang paling utama di antara mereka adalah menteri luar negeri, Kardinal Pietro Parolin. Sebagai tanda bahwa rawat inap Fransiskus tidak meramalkan adanya perubahan dalam tata kelola gereja, Parolin berada di Burkina Faso ketika Fransiskus masuk rumah sakit pada 14 Februari. Parolin sekarang kembali ke Vatikan.

Fungsi-fungsi Vatikan lainnya melangkah normal, termasuk seremoni Tahun Suci Vatikan 2025.