ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon bakal mendorong sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri imajinatif alias UMKM untuk melestarikan sekaligus mempromosikan kebudayaan Indonesia, salah satunya dengan mendorong museum sebagai destinasi wisata. Langkah itu dilakukan agar nilai-nilai kebudayaan nan ada di Indonesia tetap terjaga.
"Kementerian Kebudayaan nan baru berdiri selama 3,5 bulan ini berkomitmen untuk memajukan kebudayaan nasional melalui pendekatan inklusif. Kami mendengar masukan dari organisasi budaya dan seniman, serta menekankan pentingnya ruang-ruang hubungan seperti taman budaya untuk mendukung kebebasan berekspresi," ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Senin (24/2/2025).
Hal itu diungkapkan Fadli Zon saat melakukan kunjungan dan pertemuan dengan sejumlah pihak nan bergerak dalam bagian kebudayaan, Kalimantan Barat, Sabtu (23/2).
Turut datang dalam pertemuan di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XII, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Krisantus Kurniawan, Ketua BPK XII Juliadi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rita Hastarita, perwakilan organisasi budaya, seniman, dan masyarakat adat.
Dia menyampaikan bahwa Kalimantan Barat dengan beragam objek pemajuan kebudayaan, mempunyai potensi besar untuk tampil di panggung nasional apalagi internasional.
"Keberagaman dan kekayaan budaya Kalbar adalah aset bangsa nan kudu kita apresiasi dan lestarikan," tuturnya.
Selain pertemuan dengan pemangku kepentingan, Fadli Zon juga meninjau Tugu Khatulistiwa, salah satu cagar budaya Provinsi Kalimantan Barat nan menjadi simbol letak geografis Kota Pontianak di garis khatulistiwa. Tugu nan dibangun pada tahun 1928 ini terbuat dari kayu belian alias ulin, kayu unik Kalimantan nan terkenal kuat dan tahan cuaca.
"Tugu Khatulistiwa mempunyai nilai historis, ikonis, dan edukatif nan tinggi. Kami berambisi ke depan tugu ini dapat diusulkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Kementerian Kebudayaan siap mendukung upaya pelestarian dan pengembangan situs ini," ungkap Fadli Zon.
Kunjungan kerja ini ditutup dengan kunjungan ke Museum Provinsi Kalimantan Barat nan didirikan pada tahun 1983. Museum ini menyimpan sekitar 6.070 koleksi nan mencerminkan kekayaan budaya beragam suku di Kalimantan Barat seperti Melayu, Dayak, dan Tionghoa.
Koleksi museum terbagi dalam tiga klaster, ialah replika fosil prasejarah, ekspresi budaya suku Dayak, dan keramik hasil akulturasi budaya.
"Museum adalah jendela peradaban bangsa. Di era digital ini, krusial bagi museum untuk memanfaatkan teknologi dalam mendokumentasikan dan mempromosikan koleksinya kepada generasi muda dan masyarakat internasional," tutur Fadli Zon.
Fadli Zon pun membujuk pemerintah wilayah untuk memaksimalkan potensi museum sebagai pusat edukasi, pelestarian budaya, dan daya tarik wisata.
"Museum bukan sekadar tempat menyimpan artefak sejarah, tetapi juga bisa menjadi ruang imajinatif bagi masyarakat. Di banyak negara maju, museum menjadi daya tarik utama wisatawan. Kalbar mempunyai potensi luar biasa dalam perihal ini," ujarnya.
Dia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, organisasi budaya, dan pelaku industri imajinatif dalam mengembangkan museum.
"Kita bisa belajar dari negara lain nan menjadikan museum sebagai destinasi utama wisatawan. Dengan pengelolaan nan tepat, museum bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah," tuturnya.
Saat ini, Kementerian Kebudayaan mengelola 20 museum dan 34 cagar budaya di seluruh Indonesia, termasuk beberapa di Kalimantan Barat. Namun, pemanfaatannya dinilai tetap belum optimal. Fadli Zon mendorong pemerintah wilayah untuk lebih aktif mengembangkan program berbasis museum, seperti pameran tematik, obrolan budaya, dan pemanfaatan teknologi digital.
"Banyak budaya kita nan lebih tua dari peradaban bumi lainnya. Ini adalah aset nan kudu kita lestarikan dan mempromosikan dengan baik," tambah Fadli Zon.
Lewat langkah ini diharapkan Kalimantan Barat dapat menjadi contoh dalam pengembangan museum dan cagar budaya sebagai bagian dari strategi pelestarian budaya dan penguatan sektor pariwisata. Upaya ini tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga membuka kesempatan ekonomi baru bagi masyarakat.
"Kunjungan ke Kalimantan Barat menjadi langkah awal nan krusial dalam memajukan kebudayaan nasional. Dengan sinergi dan kerjasama nan kuat, diharapkan kekayaan budaya Indonesia dapat terus dilestarikan dan dipromosikan ke kancah internasional, sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda," tuturnya.
Sementara itu, Krisantus Kurniawan mengatakan pihaknya menyambut baik kerjasama untuk menjaga dan mempromosikan kebudayaan di Kalimantan Barat.
"Kami berkomitmen untuk mengembangkan potensi budaya Kalbar, baik sumber daya alam maupun kebudayaan. Ini adalah aset nan kudu kita manfaatkan secara optimal," tutup Krisantus.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu