ARTICLE AD BOX
Sebuah gedung apartemen lima lantai nan dihuni sekitar 100 orang di wilayah Karachi, Pakistan, ambruk. Sedikitnya 16 orang tewas dalam kejadian itu, dengan petugas penyelamat terus bekerja di tengah panas terik untuk menyelamatkan korban nan tetap terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Otoritas setempat, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), mengatakan bahwa gedung itu telah dinyatakan tidak kondusif dan pemberitahuan penggusuran telah dikirimkan kepada para penunggu selama tiga tahun terakhir. Namun para pemilik dan penyewa apartemen itu mengaku tidak menerima pemberitahuan apa pun.
Sejumlah penduduk setempat melaporkan mendengar bunyi retakan sesaat sebelum gedung apartemen nan ada di area miskin Lyari di Karachi itu ambruk pada Jumat (4/7) sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Area itu pernah dilanda kekerasan geng dan dianggap sebagai salah satu area paling rawan di Pakistan.
Keterangan terbaru dari master bedah kepolisian untuk departemen kesehatan provinsi setempat, Summiaya Syed, menyebut sedikitnya 16 orang dikonfirmasi tewas dalam kejadian tersebut sejauh ini.
Sekitar 13 orang lainnya, sebut Syed, mengalami luka-luka. Banyak korban diyakini berjenis kelamin perempuan, nan kebanyakan berada di rumah saat kejadian itu terjadi.
"Putri saya berada di bawah reruntuhan," kata seorang penduduk setempat berjulukan Dev Raja (54) saat berbincang kepada AFP di letak kejadian.
Tim penyelamat bekerja sepanjang malam, dengan keterangan keluarga-keluarga korban pada Sabtu (5/7) menyebut sedikitnya delapan orang diyakini tetap terjebak di kembali reruntuhan bangunan.
Simak buletin selengkapnya di laman selanjutnya.
Seorang pejabat senior pemerintah distrik setempat, Javed Nabi Khoso, mengatakan kepada AFP bahwa pemberitahuan telah dikirimkan pada tahun 2022, tahun 2023, dan tahun 2024 kepada para penunggu apartemen tersebut.
"Kami tidak mau memaksakan perintah kami. Kami bekerja secara berjenjang dan mengirimkan pemberitahuan kepada mereka untuk meninggalkan gedung. Mereka tidak menanggapi pemberitahuan itu dengan serius," katanya.
Namun salah satu pemilik dan penunggu apartemen tersebut, Imran Khaskeli, membantah adanya pemberitahuan dari otoritas terkait.
"Apakah Anda pikir kami sudah gila tinggal di gedung nan tidak kondusif berbareng family kami?" ucapnya.
Khaskeli mengatakan kepada AFP bahwa dirinya telah memandang retakan pada pilar-pilar gedung pada Jumat (4/7) pagi. "Saya mengetuk semua pintu dan meminta keluarga-keluarga untuk segera pergi," ujarnya.
Dia menyebut ada sekitar 40 family nan tinggal di gedung tersebut, namun banyak nan mengabaikan peringatannya. Keterangan dari pejabat senior kepolisian setempat, Arif Aziz, menyebut hingga 100 orang diperkirakan tinggal di dalam gedung tersebut.
Abid Jalaluddin Shaikh, nan memimpin operasi pengamanan pemerintah di letak kejadian, mengatakan kepada AFP bahwa operasi pencarian dan pengamanan diperkirakan bakal bersambung hingga Sabtu (5/7) malam.
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini