Hanya Karena Memegang Tangan Stafnya, Menteri Selandia Baru Pilih Mundur

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Menteri perdagangan Selandia Baru Andrew Bayly memilih mengundurkan diri hanya lantaran memegang tangan stafnya. Foto/X/@bayly_andrew

WELLINGTON - Menteri perdagangan Selandia Baru Andrew Bayly telah mengundurkan diri setelah dia "meletakkan tangan" di lengan atas seorang personil staf minggu lalu, dalam apa nan dia gambarkan sebagai perilaku "sombong".

Bayly mengatakan pada hari Senin bahwa dia "sangat menyesal" tentang kejadian tersebut, nan dia gambarkan bukan sebagai argumen tetapi "diskusi nan bersemangat".

Meskipun Bayly telah meninggalkan kedudukan menterinya, dia tetap menjadi personil parlemen.

Pengunduran dirinya terjadi setelah dia dikritik Oktober lampau lantaran menyebut seorang pekerja kilang anggur sebagai "pecundang" - termasuk meletakkan jarinya dalam corak 'L' di dahinya - dan diduga menggunakan kata-kata umpatan nan ditujukan kepada mereka. Ia kemudian mengeluarkan permintaan maaf publik.

"Seperti nan banyak dari Anda ketahui, saya tidak sabar untuk mendorong perubahan dalam portofolio menteri saya," kata Bayly dalam sebuah pernyataan nan mengumumkan pengunduran dirinya.

"Minggu lampau saya berbincang dengan seorang personil staf tentang pekerjaan. Saya membahasnya terlalu jauh, dan saya meletakkan tangan di lengan atasnya, nan tidak pantas."

Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan

Bayly mengundurkan diri Jumat lalu, Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengatakan pada sebuah konvensi pers, seraya menambahkan bahwa kejadian itu terjadi tiga hari sebelumnya, pada 18 Februari.

Luxon mengatakan pada hari Senin bahwa penanganan pemerintah terhadap masalah tersebut dalam waktu seminggu "cukup cepat" dan "cukup mengesankan". Dia membantah bahwa dia semestinya meminta Bayly untuk mengundurkan diri setelah kejadian kilang anggur pada bulan Oktober, dan mengatakan "jangan pernah berbicara tidak" ketika ditanya apakah ada jalan kembali bagi laki-laki berumur 63 tahun itu untuk menduduki posisi kabinet lainnya.

Namun, pemimpin Partai Buruh Chris Hipkins mengkritik Luxon sebagai "sangat lemah", dengan mengatakan bahwa kejadian dengan personil staf itu semestinya tidak diseret selama akhir pekan.