Pendekatan Inklusif dan Peran Perempuan dalam Konservasi Laut: Hasil Kajian di Kepulauan Banda

Pendekatan Inklusif dan Peran Perempuan dalam Konservasi Laut Hasil Kajian di Kepulauan Banda

Dalam upaya menjaga keberlanjutan sumber daya laut, Coral Triangle Center (CTC) dan Photovoices International (PVI) melakukan kolaborasi yang menarik dengan menggelar kegiatan webinar yang bertajuk “Tradisi Sasi dan Peran Perempuan Banda Mengelola Sumber Daya Laut”. Kegiatan ini tidak hanya memperingati Hari Laut Sedunia dan Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia, tetapi juga mengedepankan pentingnya pendekatan inklusif dan kesetaraan gender dalam konservasi laut.

Direktur Eksekutif CTC, Rili Djohani, menekankan bahwa untuk mencapai konservasi laut yang efektif, diperlukan pendekatan yang inklusif yang memberdayakan baik perempuan maupun laki-laki. Ini sejalan dengan hasil kajian yang dilakukan CTC dan PVI di Kepulauan Banda, Maluku, yang melibatkan 51 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perwakilan pemerintah desa, organisasi adat, dan kelompok perempuan.

Hasil kajian tersebut, yang menggunakan pendekatan kualitatif dan diskusi kelompok terpumpun, mengungkapkan perbedaan persepsi tentang peran laki-laki dan perempuan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut. Misalnya, di desa Lonthoir, terdapat perbedaan pandangan tentang aktivitas pengumpulan kenari dan penangkapan gurita antara kaum laki-laki dan perempuan.

Selain itu, kajian juga menyoroti praktik sasi sebagai salah satu metode tradisional untuk mengelola sumber daya alam laut secara berkelanjutan. Meskipun tradisi ini telah jamak ditemukan di wilayah Maluku dan Papua, di Banda, masyarakat masih dalam proses mengadopsi sasi sebagai sistem pengelolaan sumber daya alam laut.

Senior Program Manager CTC, Dr. Hesti Widodo, menekankan pentingnya diseminasi hasil kajian untuk menjelaskan pengaruh pandangan tradisional terhadap perbedaan peran laki-laki dan perempuan dalam konservasi laut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam praktik sasi serta pengelolaan sumber daya laut secara menyeluruh.

Dengan demikian, kolaborasi antara CTC dan PVI tidak hanya menghasilkan pemahaman yang lebih dalam tentang peran perempuan dalam konservasi laut, tetapi juga memberikan dorongan bagi masyarakat Banda untuk mengadopsi praktik-praktik yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya laut mereka.

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *