Kabar Rusia Incar Pangkalan Di Papua Ditepis Kemhan

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Muncul berita Rusia mengincar pangkalan udara di Biak, Papua. Kementerian Pertahanan RI secara tegas menyampaikan info tersebut tidak benar.

Kabar itu diberitakan oleh media asal Australia, ABC. Situs web militer Amerika Serikat berjulukan 'Janes' melaporkan jika Rusia sudah mengusulkan permintaan resmi untuk menempatkan pesawat militernya di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, Provinsi Papua.

Diberitakan juga, pada tahun 2017, Rusia pernah menerbangkan dua pesawat pengebom berkekuatan nuklir dalam misi patroli dari pangkalan tersebut nan tampaknya merupakan latihan pengumpulan intelijen.

Kabar penempatan pesawat militer Rusia di Indonesia menimbulkan kekhawatiran bagi Australia. Terlebih jaraknya tidak jauh dengan Australia.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan kepada wartawan jika pemerintah Australia tengah mencari info lebih lanjut dari pihak Indonesia. Penny juga mengatakan Rusia adalah 'kekuatan disruptif dan Presiden Putin mau memainkan peran itu'.

"Kami dari pihak pemerintah mencoba untuk mengonfirmasi laporan tersebut dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut jeli alias tidak dan seperti apa status permintaan Rusia tersebut," katanya.

Menteri Pertahanan Richard Marles juga mengatakan Australia sudah 'berkomunikasi' dengan Indonesia mengenai laporan tersebut. Namun pemerintah Indonesia belum menanggapinya secara resmi.

Berdasarkan sumber pihak ABC di Jakarta menyampaikan mini kemungkinan Indonesia mengabulkan permintaan Rusia. Dijelaskan perihal itu bakal membahayakan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri nan sudah lama berlaku.

Malcolm Davis dari Australian Strategic Policy Institute mengatakan kepada ABC jika Indonesia dapat menolak permintaan dari Rusia.

"Belum ada kesepakatan nan tuntas, dan mungkin bakal gagal," katanya.

"Australia, Jepang, dan Amerika bakal menekan Indonesia untuk mengatakan tidak," kata Malcolm.

Pemimpin Oposisi Australia Peter Dutton mengatakan bakal menjadi 'kegagalan hubungan diplomatik nan fatal' jika pemerintah Australia tidak mendapat 'peringatan sebelumnya' tentang permintaan tersebut sebelum dipublikasikan.

"Ini adalah perkembangan nan sangat, sangat meresahkan dan dugaan bahwa entah gimana Rusia bakal mempunyai beberapa aset mereka nan berbasis di Indonesia hanya dalam jarak nan dekat dari, tentu saja, bagian utara negara kita," kata Peter.

"Kita perlu memastikan pemerintah menjelaskan dengan tepat apa nan telah terjadi di sini."

Ketika ditanya apa "pesannya" kepada Presiden Putin, Peter menjawab: "Ia (Rusia) tidak diterima di area kami."

"Kami mempunyai hubungan nan sangat baik dengan orang Indonesia. Saya sudah berjumpa dengan presiden, baik saat dia menjadi menteri pertahanan maupun saat dia menjadi presiden terpilih ... Prabowo adalah kawan baik Australia," katanya.

"Namun pesan saya kepada Presiden Putin adalah kami tidak mempunyai nilai-nilai nan sama dengan Presiden Putin, dan kami tidak menginginkan kehadiran militer dari Rusia di wilayah kami."

PM Anthony Albanese tidak mengatakan kapan pemerintah mengetahui tentang permintaan nan dilaporkan tersebut tetapi mengatakan mereka tetap menggali informasi.

"Yang kami lakukan adalah penjelasan nan tepat," katanya kepada wartawan.

"Begitulah langkah menangani hubungan internasional."

Kemhan RI Menepis

Karo Infohan Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas Foto: Wilpret Siagian/

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI angkat bicara mengenai rumor Rusia nan tengah berupaya menempatkan pesawat jarak jauhnya di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, Papua. Kemhan mengatakan rumor tersebut tidak benar.

"Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan menjelaskan bahwa buletin tersebut tidak benar," kata Karo Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, saat dihubungi, Selasa (15/4/2025).

Frega lampau mengungkap kerja sama nan sudah terjalin antara Pemerintah Indonesia dan Rusia. Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya juga sudah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia/Secretary of the Security Council on the Russian Federation di instansi Kemhan RI, Jakarta pada Selasa (25/02) lalu.

Dia menyampaikan Kedua negara berkomitmen mengeksplorasi kerjasama mendalam dalam kerja sama teknologi militer, didasarkan pada pengakuan berbareng atas faedah strategis dari kemitraan teknologi dan pertukaran keahlian. Langkah ini diharapkan memperkuat keahlian militer serta mendorong modernisasi pertahanan kedua negara.

Sebagai bagian dari komitmen ini, Indonesia dan Rusia bakal menjajaki kesempatan untuk bekerja-sama melalui Forum Kerja Sama Teknis Militer nan dikenal sebagai Komisi antarpemerintah untuk Kerja Sama Teknis Militer. Forum ini menjadi wadah utama dalam membahas beragam inisiatif kerja sama.

Selain itu, kedua negara menjalin forum konsultasi untuk koordinasi pada rencana aktivitas kerja sama militer tahun 2025. Sebagai bagian dari forum ini, Kementerian Pertahanan RI berencana mengirim delegasi ke Rusia guna membahas kerja sama pertahanan nan direncanakan untuk 2026.

Lihat juga Video: Prabowo Bertemu Wakil PM Rusia, Bahas Kerjasama Investasi-Pariwisata

(idn/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini