Kemenbud Gelar Diskusi Publik, Serap Kritik & Saran Penulisan Sejarah Ri

Sedang Trending 21 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kementerian Kebudayaan menggelar Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengungkapkan aktivitas ini digelar sebagai respons atas kemauan publik berkontribusi, berperan-serta dalam penguatan historiografi Indonesia. Kegiatan ini juga bermaksud dalam rangka menjaring kritik dan masukan substantif dari pemangku kepentingan.

"Di era keterbukaan dan kerakyatan nan dijunjung tinggi ini, Kementerian Kebudayaan berupaya semaksimal mungkin menghadirkan sebuah tulisan sejarah nan merespons kebutuhan strategis dalam konteks memutakhirkan narasi sejarah kebangsaan," ungkap Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

Lebih lanjut, Fadli menjelaskan sejarah dapat menjadi perangkat pemersatu bangsa di tengah ekspansi globalisasi, serta ancaman disintegrasi sosial dan polarisasi politik.

"Karena itulah penulisan sejarah Indonesia ini ditulis oleh para sejarawan nan memang ahli di bidangnya masing-masing. Para sejarawan diberikan kebebasan untuk melakukan studi, riset dan juga beragam penelitian nan selama ini juga sudah dilakukan sesuai dengan topik dan tema nan dikaji," lanjut Fadli.

Sementara itu, Rektor UNP, Dr. Ir. Krismadinata menyampaikan support sekaligus harapannya agar penulisan sejarah Indonesia ditulis secara menyeluruh dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa di daerah.

"Indonesia tidak hanya seputar di Pulau Jawa. Indonesia ini luas, dari Sabang sampai Merauke. Kalau bisa ditambahkan banyak proporsi untuk daerah-daerah seperti di Aceh, Sumatra Utara, Minangkabau, dan sebagainya," ungkapnya.

Di sisi lain, salah satu penyunting penulisan kitab Sejarah Indonesia, Prof. Dr. Susanto Zuhdi menyampaikan peran sejarah dalam membentuk bangsa Indonesia saat ini.

Ia juga menekankan penulisan kitab sejarah Indonesia bermaksud memperlihatkan secara menyeluruh perjalanan sejarah bangsa Indonesia dengan ketersambungan antar jilid nan disusun.

"Sejarah bukan hanya politik, tapi juga tentang diaspora, gimana Indonesia ini dibentuk dari kaum nan tercecer dalam perjalanan sejarah. Kita ini bangsa nan punya peradaban besar dan sejarah adalah perihal nan menentukan bentuk kita sekarang ini," papar Prof. Susanto.

Hadirnya obrolan ini pun mendapat sambutan positif dari para peserta. Zaskia, salah satu mahasiswi sejarah Universitas Andalas pun mengingatkan penulisan kitab sejarah Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi para sejarawan, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagai info tambahan, obrolan publik dihadiri oleh sekitar 200 peserta nan datang secara luring di Singgalang Grand Ballroom, Hotel and Convention UNP, di antaranya ketua dan perwakilan pemerintah wilayah Provinsi Sumatra Barat dan Kota Padang; ketua dan perwakilan perguruan tinggi di Sumatra Barat, Riau, dan Jambi.

Hadir pula, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III; perwakilan organisasi profesi; komunitas; media; dan mahasiswa. Selain secara luring, aktivitas ini juga diikuti secara daring melalui zoom meeting, dan kanal Youtube Kementerian Kebudayaan dan Youtube channel Indonesiana TV.

Rangkaian obrolan publik memaparkan perkembangan proses penulisan oleh tiga penyunting umum penulisan kitab Sejarah Indonesia, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum., Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum. dan Prof. Dr. Jajat Burhanudin, M.A.

Diskusi dilanjutkan dengan paparan sepuluh jilid utama oleh penyunting jilid, ialah Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana, M.Si., Dr. Ninie Susanti Tejowasono, M.Hum., Prof. Usep Abdul Matin, Ph.D., Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum., Prof. Dr. Agus Suwignyo, M.A., Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, M.Hum., Prof. Nawiyanto, M.A., Ph.D., Nur Aini Setiawati, Ph.D, Dr. Didik Pradjoko, M.Hum., dan Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih, M.Hum.

Sebagai informasi, sebelumnya obrolan juga digelar di Universitas Indonesia, Depok pada Jumat (25/7) dan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin pada Senin (28/7).

(prf/ega)