Lebih Dari 100 Bayi Prematur Di Gaza Terancam Tewas Karena Rumah Sakit Kehabisan Bahan Bakar

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Bayi prematur terancam tewas di Gaza. Foto/aljazeera

GAZA - Dua rumah sakit terbesar di Gaza mengeluarkan permohonan support nan mendesak. Mereka memperingatkan kekurangan bahan bakar akibat pengepungan Israel dapat segera mengubah pusat-pusat medis tersebut menjadi "kuburan sunyi".

Peringatan dari Rumah Sakit al-Shifa di utara Kota Gaza dan Rumah Sakit Nasser di selatan Khan Younis datang pada hari Rabu (9/7/2025), ketika pasukan Israel terus membombardir wilayah kantong Palestina tersebut, menewaskan 74 orang.

Muhammad Abu Salmiyah, kepala Rumah Sakit al-Shifa, akomodasi terbesar di Gaza, mengatakan kepada wartawan bahwa nyawa lebih dari 100 bayi prematur dan sekitar 350 pasien dialisis terancam.

"Stasiun oksigen bakal berakhir beroperasi. Rumah sakit tanpa oksigen bukan lagi rumah sakit. Laboratorium dan bank darah bakal tutup, dan unit darah di lemari es bakal rusak," ujar Salmiyah.

"Rumah sakit tidak bakal lagi menjadi tempat pengobatan dan bakal menjadi kuburan bagi mereka nan berada di dalamnya," ujar dia.

Abu Salmiyah kemudian menuduh Israel "memberikan sedikit demi sedikit" bahan bakar ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza, dan mengatakan departemen dialisis al-Shifa telah ditutup untuk menghemat daya bagi unit perawatan intensif dan ruang operasi, nan tidak dapat hidup tanpa listrik apalagi untuk beberapa menit saja.

Jam-jam Terakhir

Di Khan Younis, Kompleks Medis Nasser menyatakan mereka juga telah memasuki "jam-jam krusial dan terakhir" lantaran kekurangan bahan bakar.

"Dengan penghitung bahan bakar nan nyaris nol, para master telah memasuki pertempuran untuk menyelamatkan nyawa dalam perlombaan melawan waktu, kematian, dan kegelapan," ujar pihak rumah sakit.

Dia menjelaskan, "Tim medis berjuang sampai napas terakhir. Mereka hanya mempunyai hati nurani dan angan pada mereka nan mendengar panggilan – selamatkan Kompleks Medis Nasser sebelum berubah menjadi kuburan sunyi bagi pasien nan sebenarnya bisa diselamatkan."

Mohammed Sakr, ahli bicara rumah sakit, mengatakan kepada instansi buletin Reuters bahwa akomodasi tersebut memerlukan 4.500 liter (1.189 galon) bahan bakar per hari untuk beroperasi, tetapi sekarang hanya mempunyai 3.000 liter (790 galon) – cukup untuk memperkuat 24 jam.