Main Film Lagi, Bamsoet Dorong Perfilman Jadi Lokomotif Industri Kreatif Ri

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) kembali tampil di layar lebar. Ia menyampaikan, industri perfilman perlu menjadi motor penggerak ekonomi imajinatif nasional.

Menurutnya, di tengah arus digitalisasi dan perkembangan teknologi, sinema Indonesia punya kesempatan besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, hingga memperkuat diplomasi budaya di tingkat global.

"Film bukan hanya karya seni, tetapi juga industri nan bisa menggerakkan ekonomi secara luas. Produksi satu movie bisa menyerap ratusan tenaga kerja, menghidupkan UMKM lokal, hingga mengangkat potensi wilayah melalui letak syuting," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Minggu (6/7/2025).

Kali ini, Bamsoet beradu akting dengan aktris asal Malaysia Anna Jobling serta deretan artis nasional dalam sebuah movie produksi Bravo Romeo Production, di mana dia berkedudukan sebagai seorang dokter.

Acara tersebut turut dihadiri produser sekaligus sutradara Boy Rano, Executive Producer Jeane Sompie, serta para pemain seperti Anna Jobling, Naomi Zaskia, Pangeran Lantang, Erlando, Tiara Permata, Dewi Jane, Julian Kunto, Said Bajuri, dan Samuel Rizal.

Bamsoet mengungkapkan kontribusi sektor movie terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi imajinatif menunjukkan tren positif. Sepanjang 2024, sektor ini mencatatkan kontribusi lebih dari Rp 3,4 triliun. Angka itu diprediksi terus meningkat seiring tumbuhnya minat terhadap konten lokal dan kesuksesan movie Indonesia menembus pasar global.

"Di era digital, kesempatan industri movie justru semakin terbuka lebar. Kehadiran platform Over The Top (OTT) seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Vidio, dan Amazon Prime Video membikin pengedaran movie tidak lagi berfokus pada layar bioskop. Film Indonesia sekarang bisa dinikmati jutaan pasang mata di beragam bagian dunia, menjangkau penonton dari lintas negara," jelasnya.

Ia menambahkan tantangan ke depan adalah membangun ekosistem perfilman nan kuat, inklusif, dan kompetitif. Akses pembiayaan, peningkatan kualitas SDM, hingga pemerataan pengedaran movie ke luar Jawa menjadi perhatian penting.

"Seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, organisasi kreatif, penanammodal swasta, hingga lembaga pendidikan, kudu menjadikan bumi perfilman sebagai kekuatan berbareng dalam membangun peradaban bangsa. Perfilman tidak boleh dibiarkan melangkah sendiri sebagai industri intermezo semata, melainkan kudu diposisikan sebagai bagian integral dari strategi pembangunan nasional berbasis ekonomi kreatif," pungkasnya.

(akn/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini