ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan bahwa transaksi gambling online (judol) menurun drastis usai langkah pemblokiran rekening tidak aktif 3-12 bulan alias rekening dormant dilakukan. PPATK menyebut Presiden Prabowo Subianto mendukung langkah ini.
"Presiden kemarin manggil (ke Istana) untuk perihal lain. Beliau mendukung, lantaran ini untuk memproteksi kewenangan dan kepentingan publik, dijaga dari upaya penyimpangan oleh pihak-pihak nan tidak bertanggung jawab," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana kepada wartawan, Jumat (1/8/2025).
Ivan menegaskan bahwa saldo rekening nan diblokir tersebut tidak bakal dirampas negara. Hal ini katanya demi mencegah sejumlah tindak pidana seperti judol hingga tindak pidana pencucian duit (TPPU).
"Lagian siapa nan bilang rekening dirampas negara segala? Ada-ada aja. Emangnya tega membiarkan akibat sosial dari judol ini terjadi, bunuh diri, jual diri, jual anak, bercerai, upaya hancur, bangkrut, dan lain-lain," ujarnya.
"Negara kudu hadir, ini salah satu bentuknya denyan menjaga rekening saudara-saudara kita agar tidak disalahgunakan para pelaku pidana. Hak dan kepentingan pengguna dilindungi," tambahnya.
Lebih lanjut, Ivan memastikan bahwa rekening nan terblokir tersebut bakal dilindungi dari upaya kejahatan. Dia menyarankan agar pemilik rekening nan mau membuka blokir untuk menghubungi bank mengenai alias pihaknya.
"Ya nggak mungkin lah dirampas, ini justru sedang di jaga, diperhatikan dan dilindungi dari potensi tindak pidana.
Jika mau mengaktifkan ya bisa tinggal hubungi banknya alias ke PPATK. Rekening dan duit 100% kondusif dan tidak berkurang," tegasnya.
Transaksi Judol Diklaim Nyungsep
Sebelumnya, PPATK menyatakan terjadi tren penurunan transaksi deposit judol setelah pemblokiran rekening dormant alias tidak aktif. PPATK mengatakan deposit judol menurun dari Rp 5 triliun sekarang menjadi hanya Rp 1 triliun.
"Ketika dormant kita bekukan, deposit judol langsung nyungsep sampai minus 70% lebih dari Rp 5 triliun lebih menjadi hanya Rp 1 triliunan lebih," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, Kamis (31/7).
Ivan mengatakan transaksi judol menurun sampai minus 70%. Dia mengatakan nomor itu menunjukkan transaksi deposit judol terjun bebas.
"Tren jumlah transaksi deposit judol juga terjun bebas setelah kita bekukan dormant. Ini kan semua hasil positif. Sesuai Asta Cita dan Indonesia Emas beneran," kata Ivan.
(azh/jbr)