ARTICLE AD BOX
loading...
Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Foto/irna
TEHERAN - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan kepada penyiar konservatif Amerika Serikat (AS) Tucker Carlson dalam wawancara nan dirilis pada hari Senin (7/7/2025) bahwa Israel berupaya membunuhnya. Pezeshkian menegaskan dia tidak takut mati.
Meskipun sebagian besar wawancara cukup lugas, dengan Pezeshkian memberikan tanggapan nan tidak mengejutkan terhadap pertanyaan mantan komentator Fox News tersebut, Pezeshkian mengatakan dia tidak "takut mengorbankan" jiwanya untuk Iran.
"Ya, mereka memang mencoba. Mereka bertindak sesuai dengan itu, tetapi mereka gagal," ujar dia kepada Carlson dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah dia percaya Israel telah mencoba membunuhnya.
Pezeshkian tidak menyebut kapan upaya pembunuhan itu terjadi, dia hanya mengatakan itu terjadi selama "satu pertemuan".
"Saya sedang dalam satu pertemuan... mereka mencoba membombardir area tempat kami mengadakan pertemuan itu," papar dia.
“Saya tidak takut mengorbankan jiwa saya untuk memihak negara saya... Tidak ada pejabat pemerintah nan takut kehilangan nyawa mereka di garis pertahanan. Namun, apakah... pertumpahan darah dan pembunuhan nan lebih banyak bakal membawa kedamaian, ketenangan, dan stabilitas ke area ini?” ujar dia.
Berkali-kali selama wawancara, nan dilakukan dalam bahasa Inggris dan Persia, Pezeshkian mengatakan Iran menginginkan perdamaian, bukan perang, dan Republik Islam tersebut tetap bersedia terlibat dalam perundingan dengan Amerika Serikat.
Iran Tidak Pernah Ingin Membuat Bom Nuklir
Pezeshkian mengatakan Iran tidak pernah berupaya membikin peledak nuklir.
“Yang sebenarnya adalah kami tidak pernah berupaya mengembangkan peledak nuklir - tidak di masa lalu, tidak saat ini, alias di masa mendatang - lantaran ini salah dan bertentangan dengan keputusan kepercayaan nan dikeluarkan pemimpin tertinggi Republik Islam Iran,” ungkap dia.
Dia menjelaskan, “Secara kepercayaan dilarang bagi kami untuk mengejar peledak nuklir, dan ini selalu dikuatkan, berkah kerja sama kami dengan IAEA lantaran mereka selalu ada untuk memverifikasi ini.”