ARTICLE AD BOX
Pekanbaru -
Program Jalur (Jelajah Riau untuk Rakyat) Polda Riau tak hanya sebuah semboyan semata. Melalui program ini, Polda Riau mewujudkan visi meningkatkan perekonomian masyarakat di pesisir dengan tindakan nyata.
Program nan dicanangkan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan ini tak hanya sebatas menyalurkan support kepada masyarakat. Namun, polisi juga mendengar persoalan dan mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan warga.
Hal inilah nan dilakukan oleh jejeran Direktorat Pembinaan Masyarakat (Binmas), Direktorat Polair, dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Riau. Polisi membantu mengantarkan 3 pemuda di Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, untuk menjadi seorang satpam profesional.
Adalah Direktur Binmas Polda Riau Kombes Eko Budhi Purwono nan mendengarkan aspirasi penduduk di Desa Gajah Bertalut dan Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar. Kombes Eko berbincang dengan Dodi 'Subayang', seorang relawan sekaligus tokoh setempat.
Dari Dodi 'Subayang' itulah, polisi mengetahui gimana kultur sosial, budaya, hingga latar belakang masyarakat setempat. Sebagai informasi, dua desa tersebut merupakan desa terpencil, di mana Sungai Subayang menjadi satu-satunya akses tercepat nan kerap digunakan masyarakat setempat.
M Ridwan (19) penduduk Dusun II Koto Mesjid, Desa Gajah Bertalut masuk ke Pusdik jasa pengamanan di Kota Pekanbaru, Rabu (2/7/2025). (Foto: dok. Polda Riau)
"Jadi masyarakat di situ sudah berpuluhan tahun. Kehidupan mereka dari nenek moyangnya meninggalkan lahan-lahan nan sekarang kita sebut rimba lindung ditinggalkan pohon karet, mereka cukup mengandalkan itu 10-15 tahun lalu," kata Eko.
Namun belakangan, nilai karet merosot. Beberapa pabrik karet nan ada di Kabupaten Kampar juga sudah tutup sebagian besar.
"Warga itu bisa mendapatkan penghidupan dari karet ini dengan wajar. Tetapi, sekarang ini nilai karet menurut, dan pabriknya pun beberapa tutup nan di Kampar ini, sehingga ini mempengaruhi mobilitas ekonomi dan semangat warga," jelasnya.
Setelah komoditi karet perlahan menurun, penduduk pun kehilangan mata pencaharian. Beberapa di antaranya hidup dari mengandalkan pariwisata alam nan digerakkan berbareng Dodi Subayang.
Asyaroh Afdal (22), penduduk Dusul III Air Mata, Kampar Kiri Hulu, masuk ke Pusdik jasa pengamanan di Kota Pekanbaru, Rabu (2/7/2025). Foto: (dok. Polda Riau)
"Nah, saya berbareng kawan-kawan, kami membahas ini dan mengujicobakan dan meminta restu dari komponen di wilayah Gema ada Camat, Kepala Desa dan Bang Dodi. Kita ajak satu-dua orang untuk kita didik menjadi satpam," katanya.
Eko mengatakan saat ini sudah ada 3 orang pemuda setempat nan sudah masuk ke Pusdik Satpam untuk mendapatkan pembekalan menuju pekerjaan Satpam. Mereka bakal menjalani training dan pendidikan singkat selama 14 hari di sana.
Ketiga pemuda itu adalah Asyaroh Afdal (22), penduduk Dusul III Air Mata, Desa Tanjung Belit Selatan, Kecamatan Kampar Kiri Hulu; Boy Sasra (19) penduduk Dusun I Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, dan M Ridwan (19) penduduk Dusun II Koto Mesjid, Desa Gajah Bertalut, Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Ketiganya disalurkan untuk menjalani pendidikan di 3 pusdik jasa pengamanan di Kota Pekanbaru.
"Harapannya setelah dilatih ini mereka sudah siap, dan semoga ada perusahaan nan mau mempekerjakan mereka. Ini juga kami sedang mengupayakan dengan Pemda maupun dengan perusahaan-perusahaan nan ada agar mereka ini dapat diperkerjakan menjadi Satpam profesional," ujarnya.
Program Jalur datang untuk menyentuh masyarakat di pesisir yang kurang sentuhan dari pemerintah maupun kepolisian. Program nan diinisiasi oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan ini, diharapkan membawa wajah baru bagi masyarakat di pesisir.
Polda Riau bekerja-sama dengan pemerintah daerah, komunitas, dan organisasi sosial untuk mewujudkan agar masyarakat di pesisir mendapatkan kesetaraan kewenangan dalam pendidikan hingga kesejahteraan.
(mei/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini