Siapa Gyaltsen Norbu? Panchen Lama Pilihan China Yang Jadi Pesaing Dalai Lama

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

BEIJING - Dalai Lama ke-14 mengonfirmasi bahwa lembaga Dalai Lama bakal tetap ada, dan hanya Gaden Phodrang Trust, nan berbasis di India, nan mempunyai kewenangan tunggal untuk mengakui penggantinya.

Pemimpin spiritual Tibet tersebut mengatakan, "tidak ada pihak lain nan mempunyai kewenangan seperti itu untuk ikut kombinasi dalam masalah ini". Namun, sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa suksesi tersebut "harus mematuhi norma dan peraturan Tiongkok serta ritual keagamaan dan konvensi historis".

Lebih lanjut, China apalagi telah menunjuk seorang pemuda Tibet sebagai pemimpin spiritual tertinggi kedua dalam Buddhisme Tibet, nan telah berjanji untuk menjadikan kepercayaan tersebut lebih bernuansa China.

Jadi, siapakah Gyaltsen Norbu, biksu muda Buddha Tibet nan diangkat oleh Beijing sebagai Panchen Lama ke-11?

1. Pendukung Partai Komunis China

Menurut CNN, China menunjuk Gyaltsen Norbu sebagai Panchen Lama ke-11 pada tahun 1995, menggantikan pilihan Dalai Lama, seorang anak laki-laki berumur enam tahun nan tidak terlihat selama 30 tahun terakhir. Norbu mendukung Partai Komunis China dan kurang mendapat support dari etnis Tibet. Ia sering dikutip di media pemerintah China, mengikuti garis Partai Komunis dan memuji kebijakannya di Tibet.

Meskipun pilihan Dalai Lama, Gedhun Choekyi Nyima, tetap hilang, Norbu telah menduduki peran nan semakin krusial sejak dewasa, berasosiasi dengan badan politik terkemuka China, sering tampil di acara-acara krusial di Beijing, dan berjumpa dengan banyak orang di wilayah Tibet di China.

Baca Juga: Zohran Mamdani, Politisi Muslim Bergaya Bollywood Guncang AS

2. Mendukung Persatuan Tibet dengan China

Baru-baru ini, Norbu apalagi menghadiri pertemuan dengan pemimpin China Xi Jinping, di mana dia berjanji untuk memberikan kontribusinya sendiri dalam mempromosikan persatuan etnis dan secara sistematis memajukan "sinisasi agama".