Sosok Dika Bocah Penari Pacu Jalur Yang Mendunia Usai Viral Aura Farming

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kuantan Singingi -

Tarian Pacu Jalur tengah menjadi tren di bumi lantaran 'aura farming'. Tarian nan dibawakan bocah di atas jalur (perahu) ditiru oleh banyak orang, tak hanya di Indonesia tetapi di bagian dunia.

Lantas, siapa sih bocah nan viral itu? Inilah sosoknya. Dia adalah Ryan Arkandika alias disapa Dika.

Dari video nan diperoleh , Dika tengah diwawancara oleh seorang polwan. Polwan itu menanyakan sudah berapa lama Dika menjadi penari jalur.

"Dua tahun (menjadi penari jalur)," kata Dika.

Saat ini Dika duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar (SD). Dika bercita-cita jadi tentara.

Aksi Dika menari di atas Jalur sekarang menjadi viral dan mendunia. Bahkan, pesepakbola PSG mengikuti tarian Dika tersebut.

Aura farming, jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah 'bertani aura'. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aura adalah daya nan memancar dari orang, benda, dan sebagainya. Bertani adalah bercocok tanam, mengusahakan tanah dengan tanam-menanam, melibatkan tindakan tabur-tuai.

Sebagai informasi, Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, tengah viral lantaran 'aura farming' bocah penari jalur. Mereka menari-nari dengan stabil di atas jalur (perahu) nan didayung oleh pemacu.

Pacu Jalur merupakan tradisi tua nan telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Tradisi ini mencerminkan semangat kolektif, kehormatan kampung, serta nilai spiritual dan sosial nan mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.

Festival Pacu Jalur ini digelar setiap tahun. Puncaknya kelak bakal digelar pada Agustus 2025 di Sungai Kuantan.

Jaga Warisan Budaya Lokal

Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan nan datang di letak CFD, Kota Pekanbaru, pagi tadi juga ikut tren aura farming Pacu Jalur nan mendunia. Menurutnya, Pacu Jalur adalah budaya lokal nan kudu terus dilestarikan.

"Aura farming Pacu Jalur di CFD ini bukan hanya pagelaran seni, tapi juga corak edukasi dan pemersatu masyarakat. Semangat kebersamaan nan terbangun dari tradisi ini sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan," ujar Irjen Pol Herry Heryawan.

Lebih dari sekadar tontonan, framing Pacu Jalur menjadi momentum reflektif, gimana budaya lokal dapat terus hidup dan relevan di tengah arus modernisasi.

Dengan membawa tradisi ke tengah kota, masyarakat diajak untuk tidak hanya melihat, tapi juga merasakan dan mencintai budayanya sendiri.

"Semangat pelestarian nan dibalut dalam bungkusan imajinatif ini membuktikan bahwa warisan budaya bukan untuk disimpan di masa lalu, melainkan dihidupkan dan dirayakan berbareng di masa kini," tuturnya.

(mei/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini