ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi tahu kepala Shin Bet, badan keamanan internal negara itu, bahwa dia bakal meminta pemerintah untuk memecatnya. Netanyahu dan kepala badan Shin Bet Ronen Bar telah terlibat dalam pertengkaran publik dalam beberapa minggu terakhir mengenai reformasi badan tersebut.
"Karena kurangnya kepercayaan nan berkelanjutan, saya telah memutuskan untuk mengusulkan proposal kepada pemerintah untuk mengakhiri masa kedudukan kepala Shin Bet Ronen Bar," kata Netanyahu sebuah pernyataan video dilansir AFP, Senin (17/3/2025)
Ketegangan telah meningkat antara kepemimpinan politik Israel nan dipimpin oleh Netanyahu dan abdi negara keamanan dan militer negara itu mengenai siapa nan kudu disalahkan lantaran kandas mencegah serangan Hamas 7 Oktober 2023 nan belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kita berada di tengah-tengah perang untuk eksistensi kita... selama perang eksistensial seperti itu, kudu ada kepercayaan penuh antara perdana menteri dan kepala Shin Bet," kata Netanyahu.
"Saya terus-menerus tidak percaya kepada ketua Shin Bet, ketidakpercayaan nan terus tumbuh seiring waktu."
Netanyahu mengatakan pemecatan Bar "diperlukan untuk memulihkan organisasi, mencapai semua tujuan perang kita, dan mencegah musibah berikutnya." Masa kedudukan Bar bakal berhujung pada Oktober 2026.
Netanyahu menuduhnya berada di kembali apa nan disebutnya "bagian dari kampanye ancaman dan kebocoran media nan sedang berlangsung" nan bermaksud untuk mencegahnya "membuat keputusan nan diperlukan untuk memulihkan Shin Bet setelah kegagalannya nan menghancurkan pada 7 Oktober".
Pada 4 Maret, Shin Bet mengakui kegagalannya dalam mencegah serangan Hamas, dengan mengatakan bahwa jika mereka bertindak berbeda, hari paling mematikan dalam sejarah Israel dapat dihindari.
Serangan itu mengakibatkan 1.218 kematian di pihak Israel, sebagian besar penduduk sipil. Respons jawaban Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 48.572 orang, sebagian besar juga penduduk sipil, menurut info dari kedua belah pihak.
Dalam pernyataan nan mengakui tanggung jawab atas kegagalan tersebut, Bar mengatakan, bagaimanapun, bahwa untuk betul-betul memahami gimana serangan itu tidak dihentikan, perlu ada penyelidikan nan lebih luas terhadap peran komponen keamanan dan politik Israel--dan kerja sama di antara mereka.
Bar telah memimpin Shin Bet sejak 2021, tetapi hubungannya dengan Netanyahu sudah tegang apalagi sebelum serangan Hamas, terutama lantaran usulan reformasi peradilan nan telah memecah belah negara tersebut.
Hubungan menjadi semakin tegang setelah laporan internal Shin Bet tentang serangan tersebut dirilis pada 4 Maret. Laporan tersebut mengatakan bahwa "kebijakan diam-diam telah memungkinkan Hamas melakukan peningkatan militer besar-besaran".
Tanggung jawab Bar tampaknya sudah dibatasi. Laporan media mengatakan dia dikeluarkan dari rapat kabinet keamanan baru-baru ini dan juga delegasi negosiasi Israel, nan dipimpin oleh wakil Bar, nan hanya dikenal sebagai 'M'.
Bar telah terlibat dalam sesi negosiasi tidak langsung sebelumnya dengan Hamas, termasuk nan mengarah pada gencatan senjata nan rentan saat ini di Jalur Gaza.
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu