Tangis Korban Phk Massal Lebih Dari Seribu Pegawai Di As

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Lebih dari 1.300 pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) dipecat. Haru dan isak tangis mengiringi pegawai nan meninggalkan instansi Deplu, di Washington.

Dilansir instansi buletin AFP, Sabtu (12/7/2025), para diplomat dan staf lainnya bertepuk tangan untuk rekan-rekan mereka nan bakal pergi dalam suasana emosional di instansi pusat departemen di Washington, nan menjalankan kebijakan luar negeri AS dan jaringan kedutaan global.

Beberapa terlihat menangis saat mereka keluar sembari membawa kotak-kotak berisi barang-barang mereka.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan 1.107 personil pegawai negeri sipil dan 246 pegawai diplomatik Dinas Luar Negeri diberhentikan.

Menurut media The Washington Post, para pegawai Departemen Luar Negeri diberitahu tentang pemecatan mereka melalui email.

Pada Jumat (11/7) Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan perampingan di tubuh Deplu. PHK di departemen tersebut terjadi tiga hari setelah Mahkamah Agung membuka jalan bagi pemerintahan Trump untuk mulai melaksanakan rencananya untuk merombak seluruh departemen-departemen pemerintah.

Mahkamah Agung, nan didominasi kaum konservatif, mencabut pemblokiran sementara nan diberlakukan oleh pengadilan nan lebih rendah terhadap rencana Trump untuk memberhentikan puluhan ribu pegawai.

Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah bekerja sigap untuk menempatkan para loyalis nan gigih dan memecat sejumlah besar pegawai pemerintah veteran.

Pengurangan Pegawai Hingga 15 Persen

A man comforts a woman as she cries while people applaud in the background during a sendoff event for U.S. State Department workers in Washington, D.C., U.S., July 11, 2025. REUTERS/Annabelle Gordon     TPX IMAGES OF THE DAY Banjir Air Mata di Washington, Ribuan Pegawai Kemlu AS Dipecat Trump (REUTERS/ANNABELLE GORDON)

Trump, sejak kembali ke Gedung Putih pada akhir Januari lalu, telah menjadikan pengurangan tenaga kerja federal AS sebagai salah satu prioritas utamanya. Dia melakukan pemangkasan drastis terhadap lapangan pekerjaan dan pengeluaran melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), nan sebelumnya dipimpin oleh mantan penasihat dekatnya, Elon Musk.

Menteri Luar Negerinya, Marco Rubio, mengatakan departemen kebijakan luar negeri terlalu rumit dan perlu dikurangi sekitar 15 persen.

Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika (AFSA) -- serikat pekerja nan mewakili pegawai Departemen Luar Negeri -- mengecam "pukulan telak bagi kepentingan nasional kita."

"Di tengah ketidakstabilan dunia nan dahsyat -- dengan perang nan berkecamuk di Ukraina, bentrok antara Israel dan Iran, dan rezim-rezim otoriter nan menguji batas-batas tatanan internasional -- Amerika Serikat telah memilih untuk memangkas tenaga kerja diplomatik garda terdepannya," kata AFSA dalam sebuah pernyataan.

"Kami menentang keputusan ini dengan sekeras-kerasnya."

Menurut laporan resmi, Departemen Luar Negeri AS mempekerjakan lebih dari 80.000 orang di seluruh bumi tahun lalu, dengan sekitar 17.700 di antaranya bekerja di dalam negeri.

(aik/aik)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini