ARTICLE AD BOX
Diperbarui: Senin, 24 Februari 2025 09:59 WIB Diterbitkan: Senin, 24 Februari 2025 09:50 WIB
- Uya Kuya angkat bicara mengenai maraknya mafia tanah di Indonesia setelah keluarganya sendiri menjadi korban. Kasus tanah milik almarhum ayahnya di area Pagedangan, Sawangan, menjadi contoh nyata gimana mafia tanah dapat merugikan masyarakat.
Saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025), Uya mengungkapkan bahwa tanah tersebut telah mempunyai sertifikat kewenangan milik, namun tiba-tiba beranjak ke tangan developer tanpa sepengetahuan keluarganya.
"Tanah almarhum bapak saya sudah ada sertifikat kewenangan milik dan lain sebagainya, tiba-tiba dikuasai oleh salah satu developer. Gue lupa namanya apa," ungkap Uya.
1. Adanya Kelemahan Sistem
Kasus ini, menurut Uya, tidak hanya melibatkan developer, tetapi juga menunjukkan adanya kelemahan sistem nan memungkinkan praktik seperti ini terjadi.
"Dan lucunya mereka bisa menuntut BPN dan lain sebagainya. Jadi intinya saya bingung gitu kenapa negara ini, kita punya sertifikat bisa dikuasai oleh orang lain dan double-double," tambahnya.
2. Uya Kuya Akui Kecewa
Meski nilai tanah tersebut tidak terlalu besar, Uya merasa kecewa lantaran tanah nan dibeli dengan susah payah oleh almarhum ayahnya sekarang sudah berubah menjadi area perumahan.
"Tanah juga menurut saya nggak seberapa ya. Cuma ini adalah pasti bapak saya juga berpikir, dulu almarhum bapak saya tanah dibeli dengan susah payah keringat, tapi kok bisa beranjak tangan ke tangan lain dan sudah di developer dan menjadi perumahan," jelasnya.
3. Ada Keterlibatan Aparat Desa
Uya menambahkan bahwa kasus ini juga melibatkan abdi negara desa setempat, nan kemungkinan menjadi salah satu penyebab masalah ini terjadi.
"Dan itu juga menyangkut pada saat itu aparat-aparat desa setempat," ungkap Uya.
4. Himbau Masyarakat Untuk Berani Bersuara
Selain berbincang tentang kasus pribadi, Uya juga mengkritik maraknya praktik mafia tanah di Indonesia. Menurutnya, masyarakat perlu berani bersuara agar masalah ini bisa segera diberantas.
"Oh iya ya, apalagi mafia-mafia makin banyak dan makin marak. Mafia tanah dan mafia apapun. Dan kita kudu berantas dari negara tercinta ini lantaran ruang waktu untuk berkuasa di sini mau jadi apa negara kita?" ucapnya.
5. Berani Tuntut Keadilan Melawan Mafia Tanah
Uya mengingatkan bahwa sikap tak bersuara masyarakat terhadap masalah nan terjadi di sekitar mereka dapat menjadi bumerang di masa depan. Ia membujuk semua pihak untuk lebih peduli dan berani menuntut keadilan.
"Kalau kita tidak bersuara lantaran ini bukan masalah kita, kelak suatu saat lu ada di persoalan itu, siapa nan bakal di belakang elu? Intinya gitu," tutup Uya