3 Alasan Pm Netanyahu Tak Berani Melanjutkan Perang Di Gaza, Salah Satunya Tak Ada Lampu Hijau Dari As

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Israel tak berani melanjutkan perang di Gaza. Foto/X

GAZA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tak berani melanjutkan perang di Gaza. Bukan hanya lantaran ketangguhan pejuang Hamas, tetapi dia juga tidak mendapatkan restu dari Amerika Serikat.

3 Alasan PM Netanyahu Tak Berani Melanjutkan Perang di Gaza, Salah Satunya Tak Ada Lampu Hijau dari AS

1. AS Belum Memberi Lampu Hijau

Sami al-Arian, kepala Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Istanbul Zaim, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa selama fase pertama kesepakatan gencatan senjata, Netanyahu telah berupaya mencari pembenaran untuk “melanjutkan perang genosida”.

Namun, dia belum diberi “lampu hijau” oleh Amerika Serikat, jadi sekarang dia melanjutkan sisa kesepakatan dan bakal mengizinkan penyerahan 620 tahanan Palestina.

Tidak jelas apakah kesepakatan gencatan senjata bakal bersambung ke fase kedua lantaran ada “jalan buntu”, kata al-Arian, seraya menambahkan bahwa utusan Timur Tengah AS telah mengirim beberapa pejabat tingkat rendah untuk berkompromi sementara para pemimpin Arab, nan berupaya “memenuhi tuntutan Amerika tanpa kudu melanjutkan perang”.

Baca Juga: Efisiensi Tanpa Henti, Menggelorakan Revolusi Sayap Kanan

2. Khawatir Israel Akan Lenyap

Israel adalah negara pemukim kolonial Barat nan berupaya menggunakan segala langkah untuk memastikan bahwa negara itu dapat memperkuat hidup dengan menggunakan “genosida, pembersihan etnis, dan pemindahan paksa”, tambah al-Arian.

Israel telah menggunakan semua perangkat ini, dan sekarang alat-alat itu juga digunakan oleh Amerika Serikat, katanya, seraya menambahkan Trump mau "mencapai tujuan politik Israel tanpa kudu melanjutkan perang, dan itu adalah tugas nan berat".

3. Menggunakan Segala Cara Lain untuk Membunuh Warga Gaza

Menurut Masyarakat Tahanan Palestina, otoritas penjara Israel menggunakan cuaca dingin untuk "menyiksa" tahanan Palestina nan tidak diberi busana dan selimut nan memadai.

Monitor mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram bahwa mereka mendengar dari seorang tahanan - nan diidentifikasi sebagai "D.M." - nan "tidak bisa lagi merasakan kakinya, nan menyebabkannya kram dan nyeri" lantaran dibiarkan di luar dalam cuaca dingin untuk waktu nan lama.

"Dia tidak bisa lagi bergerak lantaran rasa sakit nan parah, dan dia juga sering tidak bisa tidur."

Sejumlah contoh penyiksaan di dalam penjara Israel telah didokumentasikan oleh kelompok-kelompok kewenangan asasi manusia dan tahanan nan dibebaskan.

(ahm)