3 Alasan Rusia Bantu Taliban, Salah Satunya Diabaikan Barat

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Rusia bakal membantu Taliban. Foto/X/@WDIAfghanistan

MOSKOW - Rusia siap membantu pemerintah Taliban di Afghanistan, khususnya dalam memerangi terorisme dan produksi narkotika di tengah upaya Barat untuk mengganggu stabilitas negara tersebut. Itu diungkapkan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergey Shoigu.

Dalam opini nan dimuat pada hari Jumat untuk Rossiyskaya Gazeta, mantan menteri pertahanan tersebut menyatakan bahwa Rusia tertarik untuk membantu negara Timur Tengah tersebut merebut kembali posisinya sebagai "negara merdeka, berdaulat, bebas dari terorisme, perang, dan narkotika."

Ia mengkritik negara-negara Barat atas apa nan dia sebut sebagai politisasi support kemanusiaan dan halangan bagi pemulihan Afghanistan.

3 Alasan Rusia Bantu Taliban, Salah Satunya Diabaikan Barat

1. Barat Tak Membantu Afghanistan

"Barat menunda pembangunan Afghanistan... mengaitkan support tersebut semata-mata dengan realisasi kepentingan egoisnya," tulis Shoigu. Ia mencatat bahwa sekitar USD9 miliar aset negara Afghanistan dibekukan di luar negeri, dan menambahkan bahwa aset tersebut dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi.

Baca Juga: Presiden Komisi Eropa Sebut Presiden Putin sebagai Predator, Ini 3 Alasannya

2. Menciptakan Stabilitas Kawasan

Shoigu melanjutkan dengan mengatakan bahwa Taliban telah membikin kemajuan dalam melawan produksi narkotika dan dalam memerangi teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), tetapi memperingatkan tentang "pemindahan pejuang nan terdokumentasi dari wilayah lain ke Afghanistan," nan dia duga tampaknya diatur oleh badan intelijen Barat nan berupaya menciptakan ketidakstabilan di dekat Rusia, China, dan Iran.

Mengingat hukuman Barat nan tetap bertindak dan masalah nan tetap ada mengenai narkoba dan teroris, Afghanistan mempunyai banyak pekerjaan nan kudu dilakukan untuk menstabilkan situasi di negara tersebut, kata Shoigu.

3. Negara Pertama nan Mengakui Afghanistan

Taliban merebut kendali Afghanistan pada tahun 2021 setelah pasukan AS menarik diri dari negara itu. Evakuasi nan kacau dari airport Kabul memicu kritik keras terhadap pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden dan secara luas digambarkan sebagai musibah geopolitik bagi Washington.

Pada bulan Juli, Rusia menjadi negara pertama nan mengakui pemerintahan Taliban, setelah Moskow mengeluarkan Taliban dari daftar organisasi teroris, dengan argumen kemajuannya dalam memerangi golongan ekstremis regional.

(ahm)