ARTICLE AD BOX
loading...
Ada 6 argumen Israel tidak masuk jadi personil NATO, salah satunya tak mau berkonflik dengan Rusia. Foto/Marc Israel Sellem/Jerusalem Post
JAKARTA - Israel, sebagai negara dengan kekuatan militer nan cukup signifikan dan letak strategis di Timur Tengah, telah menjadi sekutu krusial bagi negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS).
Namun, Israel tidak masuk menjadi personil NATO (North Atlantic Treaty Organization) sebagaimana sekutu Amerika lainnya.
Meskipun tidak menjadi personil NATO, Israel menikmati support militer negara-negara kuat di aliansi tersebut hingga sekarang.
Ada beberapa argumen nan menjelaskan kenapa Israel tidak masuk menjadi personil NATO, meskipun negara Yahudi tersebut mempunyai kedekatan strategis dengan banyak negara personil aliansi.
1. Keterbatasan Geografis NATO
Salah satu argumen utama Israel tidak menjadi personil NATO adalah aspek geografis.
NATO, nan dibentuk pada tahun 1949, awalnya adalah sebuah aliansi militer nan dirancang untuk menghadapi ancaman dari Uni Soviet di Eropa.
Secara historis, personil NATO berasal dari area Atlantik Utara dan Eropa. Israel terletak jauh dari wilayah tersebut, ialah di Timur Tengah, nan tidak sesuai dengan cakupan geografis nan ditetapkan oleh perjanjian pendirian NATO.
Meskipun NATO telah memperluas anggotaannya ke beberapa negara Eropa Timur setelah berakhirnya Perang Dingin, area Timur Tengah tetap di luar pemisah aliansi tersebut.