China Kembali Buka Konser K-pop Setelah Hampir 1 Dekade Dibanned

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

- Hubungan antara budaya pop dan dinamika geopolitik selalu menarik untuk diamati. Dalam beberapa tahun terakhir, K-pop telah menjadi salah satu kekuatan budaya nan paling berpengaruh secara global.

Namun, ekspansinya tidak selalu mulus, terutama saat kudu berhadapan dengan kebijakan negara lain. Kini, muncul gelombang baru nan membuka kembali kesempatan lama.

Secara keseluruhan, di tengah perubahan ini, industri K-pop tampak bersiap kembali merebut panggung nan sebelumnya sempat tertutup. Berikut KapanLagi.com rangkum dari beragam sumber tentang info menarik dibukanya kembali konser KPop di China, Minggu (11/5/2025).

1. Kilas Balik: Ketegangan Politik dan Dampaknya terhadap Hallyu

Larangan K-pop di China bermulai dari tahun 2016 sebagai reaksi terhadap sistem THAAD Korea Selatan. Dampaknya besar ialah konser dibatalkan, dan konten Korea menghilang dari siaran serta platform online Tiongkok.

Selama nyaris satu dekade, industri K-pop merasakan akibat negatif dari kebijakan ini. Penutupan pasar terbesar bagi ekspor budaya Korea membikin banyak artis dan agensi berjuang untuk bertahan.

2. TWICE, IVE, dan EPEX: Tanda-Tanda Pulihnya Diplomasi Budaya

IVE adakan fansign di Shanghai (Image by ivestarship on Instagram)

TWICE dan IVE mengadakan fan sign di Shanghai, Kim Jaejoong menggelar fan meeting di Chongqing, dan Homies melakukan tur. Semua ini menjadi sinyal bahwa China mulai menerima kembali K-pop secara perlahan.

Keberanian artis K-pop untuk kembali tampil di China menunjukkan bahwa hubungan antara kedua negara mulai membaik. Ini adalah langkah mini namun signifikan menuju normalisasi kembali.

3. EPEX Menjadi Penanda Baru Era K-pop di China

Konser solo EPEX pada 31 Mei bukan hanya aktivitas hiburan, tapi simbol historis. Ini adalah konser pertama sejak 2016 dari grup dengan personil full-Korea nan tampil di Tiongkok, menandai momen terobosan strategis.

Penampilan mereka di Fuzhou diharapkan dapat menarik perhatian media dan penggemar, serta membuka jalan bagi grup K-pop lainnya untuk mengikuti jejak mereka. Ini menjadi angan baru bagi industri K-pop untuk kembali bangkit di pasar Tiongkok.

4. Industri K-pop Hadapi Krisis: Penjualan Album Turun Drastis

Penjualan album K-pop menurun 19,4% pada 2023, dari 115,78 juta menjadi 93,28 juta unit. Ini mengkhawatirkan lantaran album menyumbang sekitar 50% dari total pendapatan agensi.

Penurunan ini menunjukkan bahwa industri K-pop menghadapi tantangan nan tidak mudah. Dengan pasar nan menyusut, banyak agensi kudu mencari langkah baru untuk menarik kembali penggemar.

5. China Tetap Setia: Lonjakan Impor Album di Tengah Larangan

Meski dilarang, fans China tetap setia. Impor album naik dari $33,9 juta (2022) ke $59,78 juta (2023).

Hanya dalam dua bulan awal 2024, impor sudah mencapai $9,25 juta, lebih tinggi dari Jepang, Taiwan, dan AS. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada larangan, cinta fans terhadap K-pop tidak pernah pudar.

6. Potensi China sebagai Pasar Ekspor Album K-pop Terbesar

Potret KPop idol TWICE (Image by twicetagram on Instagram)

Dengan potensi pembukaan penuh, China bisa melampaui pasar utama lainnya. Volume impor nan besar menjadi bukti bahwa Tiongkok dapat menjadi pasar ekspor terbesar bagi industri K-pop global.

Jika larangan dicabut sepenuhnya, China diprediksi dapat menyumbang lebih dari 25% pendapatan konser K-pop pada tahun 2025. Ini adalah nomor nan sangat signifikan bagi industri nan sedang berjuang.

7. Tantangan Strategis: Rivalitas Idol Lokal dan Isu Geopolitik

Meski terbuka, pasar China tak lagi sama. Kini ada persaingan dari industri idol lokal nan berkembang, serta bayang-bayang dinamika geopolitik nan bisa memengaruhi kelangsungan relasi budaya ini.

Industri K-pop kudu menghadapi realita bahwa mereka tidak hanya bersaing dengan artis lokal, tetapi juga kudu memperhatikan ketegangan politik nan tetap ada. Ini adalah tantangan nan kudu dihadapi untuk bisa kembali bercahaya di pasar nan sangat besar ini.

8. Strategi Jangka Panjang: Menyambut Kembali China dengan Bijak

Pembukaan ini bukan sekadar kesempatan upaya sesaat. Industri K-pop perlu menyiapkan strategi jangka panjang nan berkepanjangan untuk membangun hubungan budaya nan stabil dan saling menguntungkan dengan China.

Dengan merencanakan kerjasama nan lebih banyak dan memperkuat hubungan dengan penggemar, K-pop dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya kembali untuk sementara. Ini adalah kesempatan untuk membangun fondasi nan kuat untuk masa depan.