Eks Bos Shin Bet Israel Ancam Netanyahu: Saya Akan Bongkar Semua Yang Saya Tahu

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Mantan Kepala Shin Bet (Shabak) Israel Nadav Argaman. Foto/wikimedia

TEL AVIV - Dalam perkembangan nan tidak terduga, mantan Kepala Shin Bet (Shabak) Israel Nadav Argaman memperingatkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa dia bakal membeberkan semua pengetahuannya jika perdana menteri tersebut terus bertindak melawan hukum.

Hal ini terjadi setelah Netanyahu menolak pernyataan sebelumnya sebagai “ancaman pidana ala mafia,” dan menekankan dia bakal mengambil semua tindakan nan diperlukan untuk menjamin keamanan penduduk Israel.

Argaman, dalam wawancara dengan Channel 13, menegaskan, “Kita kudu segera mengakhiri perang di Gaza dan membawa kembali semua tahanan. Tidak ada argumen untuk tetap tinggal di Gaza.”

Pernyataannya mencerminkan perbedaan pendapat nan berkembang dalam lingkaran keamanan Israel mengenai operasi militer nan sedang berlangsung, nan telah mengakibatkan hilangnya nyawa nan belum pernah terjadi sebelumnya dan kecaman luas atas tindakan Israel.

Sebagai tanggapan, Netanyahu mengutuk pernyataan Argaman, menyebutnya sebagai pernyataan nan belum pernah terjadi sebelumnya.

“Tidak pernah dalam sejarah Israel seorang mantan kepala badan keamanan menakut-nakuti perdana menteri nan sedang menjabat dan memerasnya di depan umum,” ujar Netanyahu.

Netanyahu menambahkan ancaman-ancaman ini merupakan bagian dari kampanye pemaksaan dan intimidasi nan lebih luas nan dipimpin Kepala Shin Bet saat ini, Ronen Bar.

Netanyahu lebih lanjut menyatakan tujuan akhir dari kampanye ini adalah untuk mencegahnya melakukan reformasi nan diperlukan di Shin Bet setelah kegagalan monumentalnya pada 7 Oktober 2023, ketika keahlian intelijen badan tersebut dikritik secara luas.

Argaman, nan tidak berbincang bahasa Arab, menganggap dirinya sebagai seseorang nan memahami masyarakat Palestina dengan baik.

Pengetahuannya, katanya, berasal dari operasi keamanannya nan ekstensif di wilayah Palestina, khususnya selama Intifada Kedua.