Eks Sandera Israel Pada Dk Pbb: Pengeboman Gaza Hampir Merenggut Nyawa Saya

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Noa Argamani (kiri), jejak sandera Israel nan dibebaskan berbincang selama pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina di Markas Besar PBB di Kota New York, AS, 25 Februari 2025. Foto/Mostafa Bassim/Anadolu Age

NEW YORK - Seorang mantan sandera Israel di Gaza telah memberi tahu Dewan Keamanan PBB bahwa pengeboman Gaza nyaris membunuhnya saat dia memberikan rincian tentang masa penahanannya.

“Saya perlu memastikan bahwa bumi tahu bahwa: kesepakatan (gencatan senjata) kudu terus bersambung secara penuh… secara menyeluruh, dalam semua tahapan,” tegas Noa Argamani, sebelum dia menjelaskan gimana rumah tempat dia disekap diledakkan hingga menyebabkan dia terperangkap di bawah reruntuhan.

“Saya tidak bisa bergerak, saya tidak bisa bernapas. Saya pikir itu bakal menjadi detik-detik terakhir hidup saya. Berada di sini berbareng Anda hari ini adalah sebuah keajaiban,” papar dia.

Tentara pendudukan mengumumkan pembebasan Argamani Juni lampau berbareng tiga sandera Israel lainnya, setelah operasi militer di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, nan mengakibatkan tewas dan terlukanya ratusan penduduk sipil Palestina.

Argamani kembali ke negara pendudukan setelah delapan bulan ditawan. Pasangannya, Avinatan Or, tetap ditahan faksi-faksi perlawanan di Gaza dan dijadwalkan bakal dibebaskan selama fase kedua perjanjian gencatan senjata.

Fase pertama dimulai pada 19 Januari, dan diperkirakan bakal berhujung Sabtu depan, dengan pembebasan puluhan tawanan Israel sebagai tukar ratusan tahanan Palestina nan ditahan negara pendudukan.

Utusan PBB untuk Timur Tengah, Sigrid Kaag, nan juga menjabat sebagai Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi untuk Gaza, menekankan, “Dimulainya kembali permusuhan di Gaza kudu dihindari dengan segala cara.”

Kaag mengatakan kepada Dewan Keamanan, “Trauma tidak dapat disangkal di kedua belah pihak. Dalam kunjungan terakhir saya ke Gaza, segera setelah gencatan senjata mulai berlaku, saya sekali lagi tersentuh oleh rasa kehancuran total… dan keputusasaan lantaran kehilangan, trauma, dan rasa ditinggalkan.”

Pada akhir Agustus, Argamani membantah dirinya telah dipukuli personil Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, dan menekankan media Israel telah mengambil pernyataannya di luar konteks.

Dia menjelaskan di akun Instagram-nya bahwa dia telah terluka di sekujur tubuhnya akibat tembok nan runtuh selama serangan udara Israel, dan bukan lantaran dia telah dipukuli alias dipotong rambutnya saat ditawan.

Baca Juga

Mesir Tolak Usulan Israel agar Kairo Kelola Gaza

(sya)