ARTICLE AD BOX
Washington DC -
Pendiri SpaceX, Elon Musk, mengumumkan bahwa roket Starship buatannya bakal berangkat ke Mars pada akhir tahun 2026. Musk menyebut Starship bakal meluncur ke planet merah itu dengan membawa robot humanoid Tesla, Optimus, di dalamnya.
Disebutkan juga oleh Musk, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/3/2025), bahwa misi pendaratan manusia di Mars dapat menyusul "secepatnya pada tahun 2029".
"Starship berangkat ke Mars pada akhir tahun depan, membawa Optimus. Jika pendaratan itu melangkah lancar, maka pendaratan manusia dapat dimulai paling sigap pada tahun 2029, meskipun kemungkinan besar pada tahun 2031," ucap Musk dalam pengumuman via media sosial X nan dimiliki olehnya.
Starship nan disebut sebagai roket paling besar dan paling kuat di dunia, merupakan kunci bagi visi jangka panjang Musk untuk menjelajah Mars.
Ambisi Musk menjelajah Mars ini mendapat support kuat dari Presiden AS Donald Trump, nan sekarang menjadi sekutu dekat sang miliarder. Trump apalagi telah berjanji untuk "menancapkan" bendera nasional AS di planet Mars dalam pidato pelantikan dirinya pada 20 Januari lalu.
Terlepas dari perihal itu, badan antariksa AS, NASA, juga sedang menunggu jenis modifikasi Starship sebagai pendarat Bulan untuk misi Artemis mereka, nan bermaksud membawa kembali astronaut AS ke Bulan pada dasawarsa ini.
Namun sebelum SpaceX dapat melaksanakan misi-misi tersebut, mereka kudu membuktikan bahwa kendaraan luar angkasa itu bisa diandalkan, kondusif bagi awaknya, dan bisa melakukan pengisian bahan bakar nan rumit di orbit -- nan sangat krusial untuk misi luar angkasa.
Simak buletin selengkapnya di laman selanjutnya.
Bulan ini, SpaceX mengalami kemunduran ketika uji terbang terakhirnya dari prototipe Starship berhujung dengan ledakan nan diwarnai api, apalagi saat roket pendorong sukses ditangkap kembali dalam uji orbitalnya.
Itu nyaris merupakan pengulangan dari upaya sebelumnya. Beberapa menit setelah lepas landas dan pemisahan roket pendorong, menurut siaran langsung SpaceX pada saat itu, bagian atas roket jatuh tak terkendali sebelum sinyal tiba-tiba terputus.
Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) menegaskan SpaceX kudu melakukan penyelidikan sebelum mendapatkan izin untuk kembali meluncurkan roket mereka.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu