Gonzalo Pernah Ditipu Calo Akpol: Jangan Ada Lagi Yang Percaya Dan Jadi Korban

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Calon Bhayangkara Taruna Akademi Kepolisian (Cabhatar Akpol) asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Gonzalo Algazali Bravo, menceritakan pengalamannya nan pernah menjadi korban penipuan makelar modus iming-iming masuk Akpol. Kasus penipuan itu menimpanya tahun lalu.

"Ini percobaan masuk Akademi Kepolisian kali kedua. Kali pertama itu saya kandas di perankingan awal menuju tahap rikkes (pemeriksaan kesehatan) dua, dengan ranking 33. Dan juga tahun lampau merupakan ujian untuk saya dan keluarga, lantaran tahun lampau seperti nan orang-orang tahu, saya jadi korban dari makelar penipuan Akpol," kata Gonzalo kepada , Kamis (31/7/2025).

Diketahui kasus penipuan makelar Akpol nan dialami Gonzalo sempat viral di media sosial dan media massa. Calo tersebut adalah penduduk berjulukan Andi Fatmasari Rahman.

"Calo itu tahun lampau menawarkan kepada nenek saya dengan mengaku bisa mengurus saya masuk Akpol. Sebenarnya tahun lampau saya mau mencoba dengan keahlian saya, saya tidak tahu makelar itu memeras nenek saya. Karena nenek saya sudah berumur, sudah tua, jadi dia ikut-ikut percaya saja kata calo," ucap Gonzalo.

Gonzalo pun mengaku kecewa saat mengetahui keluarganya menggunakan jasa calo. Gonzalo merasa dirinya bisa mengandalkan dirinya sendiri, meski kandas lanjut ke tahap seleksi tingkat pusat Akpol tahun lalu.

"Saya kecewa saat saya tahu ada calo, baru tahu pas saya sudah gugur. Jadi sebenarnya saya itu dari awal nggak tahu kasus penipuan makelar itu, saya sekadar mengikuti tes, namun setelah hasil tes keluar dan saya dinyatakan gugur. Baru saya diberitahukan orang tua bahwa orang tua saya sudah bayar sebesar sekian ke calo. Di situ saya kaget," cerita dia.

Gonzalo menyebut modus makelar itu adalah terus mendekati neneknya dan menakut-nakuti seolah Gonzalo tidak bakal menjadi taruna Akpol jika tidak 'diurus'. Padahal, lanjut Gonzalo, diketahui makelar tersebut juga tak mempunyai relaso dengan Polri.

"Calo tersebut rupanya tidak ada pekerjaan jelas, dan bukan siapa-siapa. Tidak punya relasi juga dengan Polri. Namun dia terus mendekati nenek saya, lantaran nenek saya sudah berumur, rentan menjadi korban penipuan seperti ini," ungkap Gonzalo.

Mencoba tes Akpol kedua kalinya, Gonzalo menyampaikan dirinya telah memberi penekanan kepada orang tua bahwa dia hanya bakal mengandalkan keahlian sendiri. Gonzalo meminta orang tuanya mendukung dia latihan bentuk dan ikut pengarahan belajar unik masuk sekolah kedinasan.

"Saya sudah bilang saya mau berupaya untuk mencapai cita-cita dengan keahlian sendiri. Kasus penipuan cal itu nggak mematahkan semangat saya untuk meraih cita-cita saya menjadi bagian dari Akademi Kepolisian," tutur Gonzalo.

"Saya tetap mempersiapkan diri untuk mendaftar taruna Akpol dengan mempersiapkan kesehatan, belajar-belajar soal akademik dan melatih bentuk saya," imbuh dia.

Terakhir, Gonzalo berambisi tak ada lagi masyarakat nan percaya penipuan modus makelar masuk Polri, dan berambisi masyarakat belajar dari kasus nan dialami keluarganya tahun lalu. Gonzalo menyebut keikutsertaannya di seleksi taruna Akpol dan tanpa makelar tahun ini, justru membuahkan hasil nan baik.

"Saya berambisi tidak ada lagi orang-orang lain nan merasakan apa nan saya rasakan. Dan justru dengan upaya sendiri, saya bisa keterima menjadi personil Akademi Kepolisian. Karena rekrutmen taruna Akpol di tingkat pusat sangat transparan dan bersih, lantaran saya merasakan selama di sini, teman-teman saya juga merasa begitu," pungkas dia.

(aud/yld)