Hamas Akan Bebaskan Sandera As, Siap Lanjut Perundingan Gencatan Senjata

Jakarta -

Hamas mengatakan siap membebaskan sandera Israel-Amerika dan jenazah empat penduduk negara dobel lainnya setelah militan Palestina dan Israel berkumpul untuk perundingan gencatan senjata di Gaza. Seorang pejabat senior Hamas pada hari Selasa mengatakan putaran baru perundingan telah dimulai di ibu kota Qatar, Doha. Israel juga telah mengirim tim negosiator.

"Kemarin, delegasi ketua Hamas menerima usulan dari mediator persaudaraan untuk melanjutkan perundingan," kata aktivitas Islamis itu dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Jumat (14/3/2025).

Dia juga mengatakan Hamas siap membebaskan sandera tentara Israel berkewarganegaraan Amerika. Termasuk empat jenazah nan memegang kebangsaan ganda.

"Termasuk persetujuannya untuk membebaskan tentara Israel Edan Alexander, nan memegang kebangsaan Amerika, berbareng dengan jenazah empat orang lainnya nan memegang kebangsaan ganda," ucapnya.

Selama fase awal gencatan senjata nan sudah berjalan enam minggu, militan membebaskan 33 sandera, termasuk delapan orang nan telah meninggal, sebagai tukar sekitar 1.800 tahanan Palestina nan ditahan di penjara Israel.

Sebelumnya, pejabat senior Hamas, Taher Al-Nono, nan juga penasihat politik bagi golongan militan itu, seperti dilansir Reuters, Senin (10/3), mengonfirmasi bahwa pembicaraan langsung nan belum pernah terjadi sebelumnya dengan Washington berjalan di Doha, ibu kota Qatar, sepekan terakhir.

"Beberapa pertemuan telah berjalan di Doha, dengan konsentrasi pada pembebasan salah satu tahanan (sandera-red) berkewarganegaraan ganda. Kami menanganinya secara positif dan fleksibel, dengan langkah nan melayani kepentingan rakyat Palestina," jelas Nono dalam pernyataannya.

Dia menambahkan bahwa kedua belah pihak juga telah membahas cara-cara untuk menerapkan perjanjian berjenjang nan bermaksud untuk mengakhiri perang antara Hamas dan Israel.

"Kami menunjukkan delegasi Amerika bahwa kami tidak menentang pembebasan tahanan (sandera-red) dalam kerangka pembicaraan ini," ucapnya.

(idn/dek)