Inggris Dan Prancis Akan Kirim 30.000 Pasukan Ke Ukraina | Family Opera Initiative

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Inggris dan Prancis bakal kirim pasukan ke Ukraina. Foto/X

MOSKOW - Inggris dan Prancis sedang menyusun rencana untuk mengerahkan hingga 30.000 "pasukan penjaga perdamaian" di Ukraina , tergantung pada apakah Moskow dan Kiev mencapai gencatan senjata.

Itu berasas laporan The Wall Street Journal melaporkan pada Sabtu, mengutip pejabat Eropa nan tidak disebutkan namanya.

Namun, rencana itu berjuntai pada upaya membujuk Presiden AS Donald Trump untuk berkomitmen pada peran militer Amerika nan terbatas, kata laporan itu. Sementara Washington telah mengesampingkan pengiriman pasukannya ke Ukraina, Inggris dan Prancis berambisi AS setuju untuk memasok kontingen terbatas dengan support penting, terutama dalam perihal pertahanan udara, logistik, dan intelijen.

Pejabat Eropa nan diwawancarai oleh surat berita tersebut menegaskan bahwa "tanpa support Trump, rencana Eropa untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian menghadapi jalan nan sulit."

"Pasukan penenang" nan dibayangkan bakal terutama terdiri dari pasukan Inggris dan Prancis, dan bakal konsentrasi pada pengamanan prasarana vital, kota, dan pelabuhan, daripada ditempatkan di sepanjang garis depan dengan Rusia.

Aspek lain dari peta jalan tersebut adalah penggunaan aktif pesawat nirawak dan satelit untuk memantau kepatuhan Rusia terhadap gencatan senjata nan potensial, lapor WSJ.

Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan

Laporan media sebelumnya mengatakan bahwa sementara Inggris dan Prancis telah lama menjadi pendukung pengerahan pasukan ke Ukraina, beberapa personil UE lainnya enggan untuk secara serius mempertimbangkan pendapat tersebut.

Selain itu, Kiev juga skeptis. Mikhail Podoliak, seorang penasihat pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky, mengatakan pada hari Jumat bahwa pengerahan pasukan penjaga perdamaian asing "tampaknya tidak terlalu realistis untuk saat ini." Ia menyarankan agar para pendukung Kiev dari Barat meningkatkan anggaran pertahanan mereka.

Zelensky sebelumnya mengindikasikan bahwa Ukraina dapat meminta hingga 200.000 tentara Eropa untuk menjamin kesepakatan tenteram dengan Rusia, sementara laporan media Barat beranggapan bahwa mengumpulkan pasukan seperti itu bakal menjadi tantangan serius bagi Barat.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dengan tegas menolak penempatan pasukan NATO di Ukraina sebagai sesuatu nan tidak dapat diterima, dan Moskow telah menyatakan bahwa setiap kehadiran militer asing bakal dianggap sebagai sasaran nan sah.

Pada bulan November, Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengatakan bahwa Barat mungkin mencoba untuk "pada dasarnya menduduki Ukraina" dengan kedok penempatan pasukan penjaga perdamaian.

SVR menyatakan bahwa rencana tersebut dapat melibatkan penempatan hingga 100.000 tentara di Ukraina dan membagi negara itu menjadi empat area pendudukan besar.

(ahm)