ARTICLE AD BOX
loading...
Keluarga Edan Alexander, penduduk negara Amerika nan ditawan di Gaza, berunjuk rasa menuntut pembebasannya pada Desember 2024 di New York City. Foto/Alon Kaplun
TEL AVIV - Israel menolak tawaran Hamas untuk membebaskan seorang penduduk negara dobel Amerika Serikat-Israel jika Tel Aviv memulai tahap berikutnya perundingan gencatan senjata menuju akhir permanen perang.
Hamas mengatakan telah mengusulkan tawaran membebaskan masyarakat original New Jersey, Edan Alexander, seorang prajurit berumur 21 tahun di tentara pendudukan Israel.
Tawaran Hamas itu setelah menerima proposal dari mediator untuk negosiasi tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata, nan telah menghentikan pertempuran besar sejak 19 Januari tetapi telah terkatung-katung selama dua pekan lantaran Israel menolak memulai negosiasi tahap kedua dan berupaya memberikan tekanan maksimum pada Palestina untuk memaksa mereka menerima persyaratan barunya.
Kelompok itu mengatakan pemimpin Gaza nan diasingkan, Khalil Al-Hayya, bakal tiba di Kairo untuk perundingan gencatan senjata lebih lanjut dengan mediator Mesir.
Sejak fase pertama sementara gencatan senjata berhujung pada 2 Maret, Israel telah menutup perbatasan ke Gaza, melarang semua support kemanusiaan memasuki Jalur Gaza, dan memutus aliran listrik ke satu-satunya pabrik desalinasi di wilayah kantong itu.
Israel mengatakan mau memperpanjang fase pertama sementara gencatan senjata, usulan nan didukung Utusan AS Steve Witkoff.
Hamas mengatakan bakal melanjutkan pembebasan tawanan hanya pada fase kedua.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut, “Tawaran pembebasan Alexander sebagai manipulasi dan perang psikologis."
"Meskipun Israel telah menerima usulan Witkoff, Hamas tetap pada penolakannya dan tidak bergeming sedikit pun," ujar kantornya.
Dikatakan bahwa Netanyahu bakal bersidang dengan kabinetnya besok malam untuk membahas situasi dan memutuskan langkah selanjutnya.