ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon datang sebagai narasumber dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XIII nan diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin.
Bertempat di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin (Unhas), Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Fadli Zon membawakan materi bertema 'Warisan Dunia dan Aksi Kebangsaan,' nan menyoroti pentingnya pelestarian situs budaya dan peran generasi muda dalam memperkuat identitas nasional melalui kebudayaan.
Di hadapan ratusan peserta KKN dari beragam perguruan tinggi di seluruh Indonesia, Fadli Zon menyampaikan bahwa tidak semua generasi mendapatkan kesempatan untuk mengabdi langsung di area nan mempunyai nilai sejarah dan budaya kelas dunia. Menurutnya, area Maros-Pangkep sebagai wilayah nan mempunyai status strategis lantaran merupakan bagian dari UNESCO Global Geopark dan Kawasan Cagar Biosfer, serta tengah diperjuangkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage Site) UNESCO.
"Teman-teman mahasiswa nan saya banggakan, inilah rumah dari lukisan gua tertua di bumi nan berumur 51.200 tahun, tapak leluhur manusia modern di Nusantara. Tidak hanya sekadar goresan di tembok batu, mereka adalah corak pertama dari ekspresi khayalan dan impresi berpikir manusia," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Jumat (4/7/2025).
Fadli Zon menambahkan, temuan ini tentunya tidak hanya memperkuat posisi Sulawesi Selatan dalam kajian arkeologi dunia, tetapi juga meneguhkan posisi Indonesia sebagai peradaban tertua di dunia.
"Kawasan Leang-Leang ini menjadi bentuk nyata bahwa Nusantara adalah ruang hidup bagi manusia purba dalam perjalanan evolusinya," tambahnya.
Pada kesempatan ini, Fadli Zon juga menekankan dua narasi besar nan menjadi kerangka pemikiran dalam membangun kebudayaan nasional sebagai kekuatan strategis bangsa. Pertama, Indonesia sebagai peradaban tertua di dunia. Ia menjelaskan bahwa penemuan dan persebaran fosil manusia purba di wilayah Nusantara nan mencakup nyaris 60% dari seluruh sebaran Homo erectus di bumi serta lukisan purba dan beragam temuan arkeologis lainnya, telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu pusat krusial dalam peta paleo antropologi bumi dan episentrum perkembangan manusia.
Narasi kedua, lanjutnya, adalah Indonesia sebagai bangsadengan kekayaan budaya nan luar biasa sebuah negara mega-diversity.
"Sebagai bangsa nan kaya bakal keberagaman, kita mempunyai 1.340 golongan etnis dan 718 bahasa daerah, nan mewakili 10% dari seluruh bahasa di dunia," jelasnya.
Hingga saat ini, Indonesia telah mencatat 228 Cagar Budaya tingkat Nasional, 2.213 Warisan Budaya Tak barang tingkat Nasional, dan nyaris 30.000 Objek Pemajuan Kebudayaan nan tersebar di seluruh pelosok negeri.
Dalam pandangan Fadli Zon, keberagaman ini bukan hanya menjadi tantangan, tetapi justru kekuatan nan luar biasa jika dikelola dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Ia menyebut kebudayaan sebagai binding power alias perekat utama identitas kebangsaan.
"Ini merupakan potret dari kekuatan bangsa nan tidak dimiliki oleh banyak negara di dunia," tambahnya.
Fadli Zon juga menyoroti kekayaan budaya Sulawesi Selatan sebagai salah satu gambaran identitas budaya nasional. Mulai dari peninggalan prasejarah seperti lukisan gua di Leang-Leang, budaya maritim Pinisi nan telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak barang sejak 2017, hingga Naskah La Galigo nan tercatat dalam program UNESCO Memory of the World sejak 2011.
Lebih lanjut, Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar dalam mengembangkan soft power melalui diplomasi budaya, sebagaimana nan telah dilakukan oleh negara-negara lain.
"Kita kudu menciptakan Indonesian Wave alias Gelombang Indonesia," tegasnya.
Fadli Zon menyampaikan kepada para mahasiswa bahwa budaya adalah jati diri bangsa dan kudu menjadi nilai tambah di beragam profesi. Menurutnya, apapun pekerjaan Anda nanti, dokter, insinyur, seniman, alias politisi, jangan pernah melupakan budaya. Karena budaya adalah identitas dan nilai tambah kita.
"Ketika kalian turun ke masyarakat dalam program KKN ini, sejatinya kalian sedang menjadi duta kebudayaan. Setiap interaksi, dokumentasi, edukasi, maupun program partisipatif nan kalian lakukan bakal menjadi bagian dari upaya kolektif untuk merawat, menghidupkan, dan mentransformasi warisan budaya bangsa," ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Fadli Zon kembali menekankan peran strategis generasi muda dalam menjaga warisan budaya sekaligus membawanya ke masa depan. Ia menitipkan pesan nan penuh angan kepada seluruh peserta KKN Kebangsaan untuk menjadi pemasok pelestari sekaligus inovator budaya.
Sebagai informasi, sebanyak 177 mahasiswa dari 99 perguruan tinggi di seluruh Indonesia mengikuti Program KKN Kebangsaan XIII. Program KKN ini mengusung tema 'Wisata Budaya Warisan Dunia sebagai Aksi Kebangsaan: Kampus Berdampak dan Mengabdi untuk Negeri' dan bakal berjalan hingga 29 Juli 2025. Seluruh peserta bakal terlebih dulu mengikuti pembekalan dan orientasi di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin, sebelum kemudian diberangkatkan ke letak pengabdian masing-masing.
Sesi materi dimoderatori oleh Sekretaris Tim Pengembang Program KKN Kebangsaan, Dr. Hasrullah MA, dan disambut dengan antusiasme tanya-jawab dari seluruh peserta.
Turut datang dalam kuliah ini, di antaranya Wakil Bupati Maros, Muetazim Mansyur; Wakil Rektor Unhas, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K); Direktur Transformasi Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Unhas, Ir. Sahriyanti Saad; Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas, Andi Muhammad Ahmar; dan Kasubdit Pendidikan Berbasis Pengabdian Masyarakat, Dr. Ir. Syarifuddin. Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, ialah Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; dan Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rijal.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini