ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) bakal memanggil pihak Taman Safari mengenai dugaan pemanfaatan terhadap pemain sejumlah mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI). Pemanggilan tersebut dilakukan untuk menjelaskan sekaligus pengambilan tindakan ke depan.
Hal itu disampaikan Wamen HAM Mugiyanto usai menerima audiensi dengan para mantan pemain sirkus OCI di kantornya, Selasa (15/4/2025) kemarin. Dia menerima kejuaraan para pemain sirkus OCI ini mendapat kekerasan hingga dugaan perbudakan.
"Kemarin saya menerima audiensi dari para korban kekerasan, pelecehan dan dugaan perbudakan. Dari keterangan nan para korban nan semuanya wanita ini, diduga telah terjadi Pelanggaran HAM. Kejadian ini sudah puluhan tahun nan lampau di tempat mereka bekerja ialah sebuah upaya pengelola intermezo sirkus," ujar Mugiyanto, dalam unggahannya di akun resmi instagramnya, dilihat Rabu, (16/4/2025).
KemenHAM bakal memanggil pihak Taman Safari. Pemanggilan itu untuk mendengarkan penjelasan dari dua belah pihak.
"@kementerian_hamakan memanggil para pihak nan diduga mengenai dalam tindak kekerasan ini untuk didengar keterangannya guna mengambil langkah tepat bagi pemenuhan kewenangan korban dan mencegah terjadinya keberulangan kembali kasus nan sama," ucapnya.
Dalam video nan diunggah Mugiyanto, KemenHAM juga bakal mempertimbangkan soal pemulihan mental para korban. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kasus kekerasan nan berulang.
"Salah satu pedoman bagi kami di Kementerian HAM, kami pertimbangkan gimana soal pemulihan mental psikologis. Itu krusial memastikan agar tidak berulang. Supaya saudara-saudara kita nan sekarang tetap bekerja itu tidak mengalami lagi seperti ibu-ibu sekalian di masa lalu," ujarnya.
Pihak Taman Safari Buka Suara
Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampouw menegaskan kasus dugaan penyiksaan itu tidak ada kaitan dengan Taman Safari Indonesia. Dia membantah adanya penyiksaan terhadap pemain sirkus OCI.
"Ini tidak ada kaitannya dengan Taman Safari, Taman Safari kok dibawa-bawa, itu satu. Kedua sirkus, nah sirkus itu dari orang sirkus juga kudu membikin statement juga bahwa ini tidak ada," ujarnya.
Tony juga mempertanyakan bukti-bukti dugaan terjadi kekerasan. Dia heran korban kembali membuka kasus ini sekarang.
"Kenapa dia tidak mengusulkan ke polisi gitu. Dan kasus ini bukan baru loh, kasus sudah sekian lama, kenapa baru sekarang," Kata Tony.
Simak selengkapnya di laman selanjutnya.
Oriental Circus Indonesia dan Taman Safari
Oriental Circus Indonesia punya sejarah panjang di Indonesia. Pendiri OCI dan Taman Safari ialah Hadi Manansang.
Hadi lebih dulu mendirikan OCI. Sekitar tahun 1963-1964, Hadi membentuk Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Tiga tahun kemudian datang lah Oriental Show nan berganti nama dengan Oriental Circus Indonesia pada 1972.
Segala sesuatunya mengenai pagelaran sirkus ini, disiapkan sendiri oleh Hadi dan anak-anaknya. Mulai dari pemain sirkus, melatih satwa, menjahit tenda, menyediakan konsumsi, mengangkat peralatan, serta mengurus perizinan.
Berawal dari sirkus dan kecintaan Hadi kepada binatang, dia kemudian membikin Taman Safari Indonesia.
"Kecintaan orangtua saya kepada karyawan, sehingga menciptakan Safari Park sehingga tenaga kerja bisa tetap bekerja dan satwanya bisa berkembang biak. Waktu pertama kali buka, sempat ditanya apakah bakal berorientasi upaya alias konservasi (perlindungan), dan orang tua saya menjawab dua-duanya. 50% bisnis, 50% lagi konservasi," ujar Jansen Manansang, dikutip detikFinance.
Adanya Taman Safari Indonesia juga tak lepas dari Ringling Brother Circus nan menjadi inspirasi family Manansang ini melakukan atraksi sirkus. Di mana, mereka mau membikin wadah seperti Winter Quarters milik Ringling Brother, nan mengembangbiakan para satwa selama musim dingin untuk dilatih agar siap tampil kembali di musim nan bakal datang.
"Membuat kita berpikir semua satwa bakal berakhir saat musim hujan dan mulai berkembang biak, itu tujuan awal kami dalam mengembangkan sirkus," jelas Tony.
"Tapi Tuhan memilih jalan lain untuk kita semua. Waktu itu tangan saya tergigit harimau. Sejak itu, gereja mengirim kami ke Australia untuk berobat. Di sana, kami mengunjungi Safari. Mulai dari sana lah, orangtua berpikir kenapa kita tidak membangun taman safari di Indonesia," imbuhnya.
Hingga akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, Taman Safari Indonesia telah berkembang membikin unit lain seperti Taman Safari Indonesia II di Prigen, Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Batang Dolphin Center, serta Jakarta Aquarium.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini